Kerusuhan di Afrika Selatan, Lebih dari Seribu Orang Ditahan

Kamis, 15 Juli 2021 21:39 WIB

Demonstran menjarah salah satu pusat perbelanjaan di Katlehong, Afrika Selatan, 12 Juli 2021. Protes dipicu oleh pemenjaraan mantan presiden Jacob Zuma karena tidak hadir dalam penyelidikan korupsi pekan lalu. Aksi massa meluas menjadi penjarahan dan luapan kemarahan atas kesulitan dan ketidaksetaraan yang bertahan 27 tahun setelah berakhirnya apartheid. REUTERS/Siphiwe Sibeko

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Afrika Selatan sudah menahan 1,234 dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan dan penjarahan sejak akhir pekan lalu. Penahanan ini sayangnya tidak menciutkan mereka yang berunjuk rasa.

Setidaknya satu aparat kepolisian tewas dalam menghadapi gelombang unjuk rasa ini. Selain korban tewas, ada pula tujuh aparat kepolisian yang menjadi korban luka per Selasa, 13 Juli 2021.

Menghadapi kondisi tersebut, Afrika Selatan berencana mengerahkan sampai 25 ribu pasukan ke dua provinsi di negara itu setelah aparat keamanan di sana terseok-seok menghadapi penjarahan, pembakaran dan tindak kekerasan.

Advertising
Advertising

Dua provinsi yang saat ini mengalami ketegangan parah adalah KwaZulu-Natal dan Gauteng. Di dua provinsi itu, aparat kepolisian dan tentara Angkatan Darat sudah berhari-hari menghadapi kerusuhan.

“Kami sekarang sudah mengajukan permohonan agar dikerahkan sekitar 25 ribu personel,” kata Menteri Pertahanan dan Veteran Militer Afrika Selatan, Nosiviwe Mapisa-Nqakula, Rabu, 14 Juli 2021.

Tentara dan aparat kepolisian Afrika Selatan terseok-seok menghadapi unjuk rasa dan penjarahan di negara itu setelah mantan Presiden Jacob Zuma, 79 tahun, menyerahkan diri ke polisi. Pada Selasa, 13 Juli 2021, total korban tewas dalam kerusuhan ini setidaknya sudah 72 orang.

Mantan Presiden Zuma di penjara pada akhir pekan lalu untuk menjalani vonis 15 bulan penjara setelah gagal muncul di pengadilan yang sedang menyidangkan sebuah kasus korupsi.

Awalnya, unjuk rasa terjadi di daerah asal Zuma di Provinsi KwaZulu-Natal pada Sabtu, 10 Juli 2021. Dengan cepat, unjuk rasa itu berubah menjadi penjarahan massal, pembakaran dan kerusuhan yang terjadi di provinsi Durban dan Johannesburg serta wilayah lainnya.

Kerusuhan ini juga telah membuat seorang balita berusia 2 tahun terancam nyawanya. Dalam kerusuhan Selasa, 13 Juli 2021, di sebuah gedung 16 lantai di Kota Durban, Naledi Manyoni, 26 tahun, nekat melempar bayinya dari pucuk gedung yang terbakar.

Dia berlari menyelamatkan diri dan bayinya hingga tiba di sebuah tepian gedung. Demi keselamatan bayinya, dia lalu melepaskan bayinya ke arah sekelompok orang yang berkerumun di bawah gedung. Orang-orang berteriak saat bayi itu benar-benar dilepaskan ibunya dari pucuk gedung ke kerumunan orang-orang di bawahnya.

“Setelah melempar bayi saya, saya terkejut bahwa saya benar-benar melakukannya, namun mereka bisa menangkapnya,” kata Manyoni.

Manyoni melemparkan bayinya dari pucuk gedung sebelum kerumunan orang-orang itu melakukan penjarahan dan pembakaran. Tidak dijelaskan detail bagaimana Manyoni akhirnya bisa selamat dari musibah itu.

Baca juga: Top 3 Dunia: Video Eksekusi Tentara Afghanistan, Sydney Lockdown Lagi

Sumber: Reuters | abcnews.go.com

Berita terkait

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

1 hari lalu

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

Hujan lebat di Rio Grande do Sul, Brasil telah menewaskan setidaknya 55 orang tewas dan 74 orang masih dinyatakan hilang.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

2 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

4 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

4 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

4 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

4 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

6 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

9 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

9 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya