Afrika Selatan Menyetujui Penggunaan Vaksin Sinovac
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Senin, 5 Juli 2021 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Afrika Selatan menyetuji penggunaan vaksin virus corona asal Cina, Sinovac, sebagai upaya untuk memerangi Covid-19. Afrika Selatan sekarang ini sedang menghadapi gelombang ketiga virus corona, yang telah melumpuhkan sejumlah rumah sakit dan mendorong naiknya angka kematian akibat Covid-19 menjadi 60 ribu orang.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada regulator kami karena mereka menyadari adanya urgensi sehingga memangkas waktu penyelesaian dalam memproses pendaftaran vaksin Covid-19 ini,” kata Mamoloko Kubayi, Menteri Kesehatan sementara Afrika Selatan.
Sekarang ini rumah sakit- rumah sakit di Afrika Selatan kewalahan, khususnya di Ibu Kota Johannesburg, di mana tenaga kesehatan berjuang mencari tempat tidur yang kosong untuk merawat pasien-pasien kritis.
Ahli kesehatan mengatakan baru sekitar 5 persen warga Afrika Selatan, yang mendapatkan vaksin virus corona atau sekitar 3,3 juta orang dari total populasi di negara itu. Sejauh ini, sudah ada 2 juta kasus positif Covid-19 di Afrika Selatan. Sedangkan angka tes virus corona di daerah pinggir masih rendah sehingga kemungkinan angka positif Covid-19 di Afrika Selatan mungkin lebih tinggi dari data.
Rendahnya angka imunisasi massal vaksin virus corona di Afrika Selatan dikarenakan sejumlah faktor. Diantara faktor itu adalah pemerintah menghancurkan 2 juta dosis vaksin virus corona Johnson & Johnson karena sudah terkontaminasi dan birokrasi yang membuat distribusi vaksin ini lambat.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengajukan permohonan kepada perusahaan-perusahaan obat di Inggris dan negara sekutu Afrika Selatan agar mengesampingkan urusan hak paten sehingga negara-negara lain bisa memproduksinya.
Baca juga: Studi: Vaksin Sinovac Lindungi Lansia di Jakarta dari Covid-19
Sumber: Reuters