PBB: Tenggelamnya Kapal Pengangkut Bahan Kimia di Sri Lanka Merusak Bumi

Senin, 21 Juni 2021 11:30 WIB

Asap mengepul dari api di atas kapal MV X-Press Pearl saat ditenggelamkan ke laut dalam di Pelabuhan Kolombo, di Sri Lanka 2 Juni 2021. Dampak dari terbakarnya Kapal MV X-Press membuat pemerintah telah melarang penangkapan ikan di sepanjang garis pantai sepanjang 80 kilometer, berdampak pada 5.600 kapal penangkap ikan, sementara ratusan tentara telah dikerahkan untuk membersihkan pantai. Sri Lanka Airforce Media/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, - Perwakilan PBB di Sri Lanka mengatakan tenggelamnya kapal MV X-Press Pearl yang mengangkut bahan kimia menyebabkan kerusakan yang signifikan pada bumi. Kecelakaan itu disebut telah melepaskan zat berbahaya ke dalam ekosistem.

Kapal berbendera Singapura tenggelam di lepas pantai Kolombo usai terbakar sebulan sebelumnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan bencana lingkungan.

PBB mengatakan sedang mengoordinasikan upaya internasional dan membantu Sri Lanka dalam menilai kerusakan, upaya pemulihan, dan mencegah bencana serupa di masa depan.

“Keadaan darurat lingkungan seperti ini menyebabkan kerusakan signifikan pada planet ini dengan pelepasan zat berbahaya ke dalam ekosistem,” kata Koordinator Residen PBB di Sri Lanka Hanaa Singer-Hamdy dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam dikutip dari Al Jazeera, Senin, 21 Juni 2021.

Menurut Hanaa, kecelakaan ini berpotensi mengancam kehidupan dan mata pencaharian penduduk di wilayah pesisir.

Tim ahli tumpahan minyak dan kimia PBB yang disediakan oleh Uni Eropa telah dikirim ke Sri Lanka untuk melakukan penyelidikan.

Sementara itu, Sri Lanka mengajukan klaim sementara sebesar US$40 juta kepada X-Press Feeders, perusahaan yang mengoperasikan kapal, untuk menutupi sebagian biaya pemadaman kebakaran yang terjadi pada 20 Mei.

Adapun para pemerhati lingkungan menuntut pemerintah dan X-Press Feeders karena diduga gagal mencegah bencana lingkungan laut terburuk negara itu.

Polisi Sri Lanka telah melakukan penyelidikan dan pekan lalu, para ahli menemukan perekam data dari kapal tersebut.

Angkatan Laut Sri Lanka yakin kebakaran disebabkan oleh muatan kimia. Kapal itu diketahui mengangkut lebih dari 22 ton asam nitrat dan bahan lainbyang sebagian besar hancur dalam kebakaran itu. Namun puing-puing termasuk fiberglass yang terbakar dan berton-ton pelet plastik telah mencemari pantai-pantai terdekat.

Sebuah manifes kapal yang dilihat oleh The Associated Press mengatakan kapal itu membawa kurang dari 1.500 kontainer, dengan 81 di antaranya digambarkan sebagai barang "berbahaya".

Perhatian utama adalah sekitar 300 ton minyak bunker yang digunakan sebagai bahan bakar kapal. Tetapi para pejabat mengatakan itu bisa saja terbakar.

Berton-ton butiran mikroplastik dilaporkan membanjiri pantai-pantai terkenal di Negombo, tujuan wisata populer hingga pemerintah melarang warga untuk memancing dan memicu kekhawatiran akan kerusakan ekologis.

Laporan media lokal mengatakan lebih dari 50 kura-kura dan delapan lumba-lumba telah ditemukan mati di seluruh pulau sejak kapal terbakar pada 20 Mei. Pejabat tinggi lingkungan Sri Lanka, Anil Jasinghe, pada hari Kamis mengaitkan kematian itu dengan X-Press Pearl, tetapi mengatakan dia masih menunggu laporan otopsi akhir.

Baca juga: Lautan Sri Lanka Tercemar Usai Kapal Pengangkut Bahan Kimia Tenggelam

Sumber: AL JAZEERA

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

9 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

13 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

1 hari lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

1 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya