Joe Biden dan Presiden Putin Bahas Serangan Siber
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 17 Juni 2021 12:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu, 16 Juni 2021, melakukan perundingan mengenai keamanan siber dan pengendalian senjata. Itu adalah rapat pertama antara Biden dan Putin sejak Biden menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat pada Januari lalu.
Biden meyakinkan bahwa dia tidak membuat ancaman dalam pertemuan selama tiga jam itu. Dia mengatakan hanya menyoroti sejumlah kepentingan Amerika Serikat, salah satunya adalah keamanan siber dan memperjelas pada Presiden Putin bahwa negaranya tidak akan diam jika Rusia menyentil kekhawatiran Amerika Serikat.
Biden sebelumnya bertanya pada Putin bagaimana perasaannya jika sebuah serangan ransomeware menyerang jaringan minyak Rusia. Pertanyaan itu mengacu pada penutupan sebuah pipa gas pada Mei 2021 lalu hingga menyebabkan gangguan dan panic-buying di area sepanjang Pantai Timur Amerika Serikat.
Pertemuan Biden dan Putin dilakukan di sebuah vila di Swiss. Putin menyebut pembicaraannya dengan Biden terstruktur dan tidak ada rasa canggung. Sedangkan Biden menyebut rapat tatap muka dengan Putin tidak tergantikan.
Kedua kepala negara sepakat untuk saling mengirimkan duta besar. Rusia sebelumnya menarik Duta Besarnya setelah Biden pada Maret 2021 mengatakan dia sempat berpikir Putin adalah seorang pembunuh. Tak lama setelah Rusia menarik Duta Besarnya, giliran Amerika Serikat melakukan hal serupa.
Akan tetapi, dalam pertemuan selama tiga jam itu, tampak sejumlah perbedaan antara Rusia dan Amerika Serikat terkait sejumlah isu seperti HAM. Menurut Biden, Rusia bakal menerima konsekuensi besar jika tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny yang sekarang sedang dipenjara, meninggal.
Rusia dan Amerika Serikat terlibat cekcok sampai beberapa hari pada Mei lalu terkait sebuah serangan siber yang dekat dengan sistem Colonial Pipeline Co. Serangan siber ini telah membuat jutaan barel bensin, minyak disel dan bahan bakar pesawat tak bisa melintasi wilayah Pantai Timur di Gulf Coast.
Baca juga: Joe Biden Klarifikasi Ucapannya yang Menyebut Vladimir Putin Pembunuh
Sumber: Reuters