Pemimpin Junta Kecilkan Kemungkinan Muslim Rohingya Kembali ke Myanmar

Selasa, 25 Mei 2021 10:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Para penyintas Rohingya yang kabur dari Myanmar ke negara lain kemungkinan tak akan bisa kembali. Pemimpin Junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, mengatakan bahwa ia tidak akan menerima penyintas Rohingya apabila tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di Myanmar.

"Jika tidak sesuai dengan hukum Myanmar, buat apa hal itu (menerima kembali Rohingya) dipertimbangkan? Saya rasa tidak ada satupun negara yang mau melangkahi hukumnya sendiri soal pengungsi," ujar Min Aung Hlaing, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 24 Mei 2021.

Perihal desakan komunitas internasional agar Myanmar menerima kembali muslim Rohingya dengan tangan terbuka, Min Aung Hlaing tidak ambil pusing. Ia menganggap desakan internasional tidak ngefek.

Min Aung Hlaing menjelaskan, keputusannya untuk tidak menerima muslim Rohingya mengacu pada hukum yang berlaku. Menurutnya, Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai salah satu kelompok etnisnya. Di sisi lain, kata Min Aung Hlaing, istilah Rohingya sendiri baru muncul ketika Myanmar merdeka dari Inggris di tahun 1948.

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

"Setelah kami merdeka, sensus mengakui kata Bengali, Pakistani, Chittagong, tetapi tidak dengan Rohingya. Oleh karenanya, kami tidak mengakui mereka," ujar Min Aung Hlaing.

Pernyataan terbaru Min Aung Hlaing ini berbeda ketika ia mengkudeta administrasi Aung San Suu Kyi pada Februari lalu. Kala itu, ia berjanji bahwa akan ada repatriasi warga Rohingya di Bangladesh. Namun, tiga bulan berlalu, tidak ada tanda-tanda janji itu akan ditepati. Min Aung Hlain sibuk melindungi kuasa barunya dari perlawanan warga.

Pemerintah Bangladesh berharap Muslim Rohingya pada akhirnya akan kembali ke Myanmar. Saat ini, kata otoritas setempat, jumlah mereka menumpuk di perbatasan tenggara Bangladesh.

Kurang lebih ada 700 ribu warga Rohingya yang kabur ke sana ketika Militer Myanmar melakukan pembantaian pada 2017 lalu. Belakangan, pengungsian mereka mulai menyebar ke negara-negara tetangga Myanmar lainnya.

Baca juga: Min Aung Hlaing: Aung San Suu Kyi Sehat dan Sudah Berada di Rumah

ISTMAN MP | REUTERS


Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

7 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

8 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

13 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

13 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

15 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

15 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya