Muncul di Pengadilan, Aung San Suu Kyi Akhirnya Bertemu Kuasa Hukumnya

Senin, 24 Mei 2021 17:30 WIB

Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri sesi pembukaan KTT ASEAN ke-31 di Manila, Filipina, 13 November 2017.[REUTERS / Athit Perawongmetha / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi akhirnya muncul di pengadilan setelah berbulan-bulan ditahan oleh junta militer. Dikutip dari kantor berita Reuters, Suu Kyi dihadirkan ke pengadilan agar ia bisa bertemu dengan tim kuasa hukumnya. Selama ini, Suu Kyi berkomunikasi secara jarak jauh dengan pengacaranya.

Salah satu kuasa hukum Aung San Suu Kyi, Khin Maung Zaw, mengatakan kliennya menyampaikan sejumlah hal di pengadilan. Salah satunya adalah keluhan soal dirinya tak mendapat akses ke media apapun. Padahal, kata Khin Maung Zaw, hal itu dibutuhkan Suu Kyi untuk mengetahui kondisi terakhir Myanmar pasca kudeta.

Selain keluhan, hal lain yang disampaikan Aung San Suu Kyi adalah pesan untuk pengurus Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan para pendukungnya. Khin Maung Zaw berkata, Suu Kyi berharap para pengurus partai dan pendukungnya diberi kesehatan serta tidak menyerah meskipun santer kabar NLD akan dibubarkan.

"Ia berharap orang-orang selalu diberi kesehatan. Selain itu, ia mengatakan bahwa partai terbentuk oleh sokongan pendukung. Jadi, selama dukungan ada, NLD tidak akan pernah benar-benar hilang menurut dia," ujar Khin Maung Zaw, menyampaikan pesan Aung San Suu Kyi, Senin, 24 Mei 2021.

Khin Maung Zaw melanjutkan, Suu Kyi juga bercerita soal kondisinya selama masa penahanan. Salah satunya adalah soal dirinya kerap didatangi oleh pejabat junta Myanmar. Para pejabat itu, menurut pengakuan Suu Kyi, kerap meminta masukan soal bagaimana mengendalikan krisis di Myanmar.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan topeng yang menggambarkan pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi, memberikan hormat tiga jari saat mereka mengambil bagian dalam protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. REUTERS/Stringer


Suu Kyi, kata Khin Maung Zaw, berkali-kali menolak permintaan itu karena dirinya tidak mengetahui kondisi Myanmar sesungguhnya. Apalagi, segala informasi datang secara sepihak dari junta Myanmar sehingga keakurasiannya diragukan.

"Dia menolak berkomentar karena dia tidak tahu secara komplit kondisi Myanmar sekarang," ujar Khin Maung Zaw, mengulang ucapan Aung San Suu Kyi.

Diberitakan sebelumnya, Aung Saan Suu Kyi menjadi tersangka untuk berbagai perkara. Kasus pertama yang menjerat Aung San Suu Kyi adalah soal kepemilikan walkie talkie secara ilegal. Menurut Kepolisian Myanmar, Aung San Suu Kyi mengimpornya tanpa izin. Setelah kasus itu, ia dijerat perkara terkait kerahasiaan informasi negara, protokol COVID-19, hingga penyuapan.

Atas perkara-perkara itu, Suu Kyi bisa dipenjara hingga belasan tahun. Sebagai contoh, kasus kerahasiaan informasi negara saja memiliki ancaman hukuman penjara 14 tahun. Kuasa hukum Aung San Suu Kyi menyakini Junta Militer Myanmar akan berusaha untuk memberikan durasi hukuman maksimum demi bisa menyingkirkannya.

Baca juga: Pemimpin Junta Sebut Aung San Suu Kyi Bakal Muncul ke Publik

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

7 jam lalu

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

Pemberontak Arakan Army menguasai wilayah Rakhine yang banyak dihuni warga Rohingya di Myanmar. Mereka membantah menargetkan Rohingya.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

12 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

17 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

18 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

23 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

25 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

25 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

28 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

28 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

29 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya