Negara Bagian India Nekat Mencoba Obat Anti-Parasitik untuk Pasien COVID-19

Kamis, 13 Mei 2021 17:30 WIB

Seorang pasien yang menderita penyakit Covid-19 menerima perawatan di bangsal sebuah rumah sakit di New Delhi, India, 1 Mei 2021. [REUTERS / Danish Siddiqui]

TEMPO.CO, Jakarta - Gentingnya pandemi COVID-19 dan terbatasnya bantuan medis membuat beberapa negara bagian India mencoba bertahan dengan segala cara yang tersisa. Dikutip dari Reuters, negara bagian Goa dan Uttarakhand memutuskan untuk menggunakan obat anti-parasitik Ivermectin untuk merawat pasien COVID-19. Padahal, WHO mengeluarkan peringatan untuk tidak menggunakannya.

"Bukti sejauh ini tidak menunjukkan hasil yang konklusif soal penggunaan Ivermectin pada pasien COVID-19. Hingga ada lebih banyak data, WHO merekomendasikan agar obat itu hanya digunakan dalam uji klinis," ujar WHO dalam keterangannya, dikutip dari Reuters, Kamis, 13 Mei 2021.

Pernyataan WHO didukung oleh produsen Ivermectin, Merck. Merck berkata, belum ada bukti yang mendukung bahwa obatnya bisa digunakan untuk merawat pasien COVID-19. Namun, Goa daan Uttarkhan bergeming.

Menurut laporan Reuters, kedua negara sudah menetapkan panduan penggunaan Ivermectin. Namun, masing-maisng memiliki tata penggunaan yang berbeda. Goa, misalnya, menetapkan Ivermectin hanya boleh digunakan pada mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Sementara itu, di Uttarkhand, Ivermectin boleh dipakai pada siapapun yang berusia di atas 2 tahun kecuali ibu yang hamil atau menyusui.

Sejumlah pasien dengan gangguan pernapasan menerima bantuan oksigen gratis di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah Tsunami COVID-19 di Ghaziabad, India, 30 April 2021. REUTERS/Adnan Abidi


Pemerintah Uttarkhand menyatakan, keputusan untuk menggunakan Ivermectin tidak sembarangan. Keputusan itu, kata mereka, diambil usai mendengarkan sejumlah masukan dari pakar medis. Hal senada terjadi pada Goa yang mengklaim telah mendapat masukan dari pakar medis Eropa bhawa Ivermectin bisa mengurangi waktu penyembuhan dan resiko kematian.

"Namun, regulator seperti WHO serta Badan Administrasi Obat-obtan dan Makanan (FDA) menyatakan hanya ada bukti sedikit soal itu," ujar Menteri Kesehatan negara bagian Goa, Vishwajit Rane.

Dewan Riset Medis India berkata, Ivermectin sebenarnya bisa saja dipakai seperti yang dilakukan Goa dan Uttarkhand. Namun, selama data-data belum melengkap, mereka menyarakan obat itu digunakan pada mereka dengan gejala COVID-19 ringan saja.

Selain Ivermectin, salah satu langkah warga India untuk melawan COVID-19 yang dipertanyakan adalah mandi dengan kotoran sapi. Di negara bagain Gujarat, beberapa orang mandi dengan kotoran sapi karen yakin hal itu akan membuat tubuh mereka kebal. Belakangan, para ahli medis melarang hal itu karena diyakini bisa menularkan penyakit lain.

Per berita ini ditulis, India tercatat memiliki 23 juta kasus, dan 258 ribu kematian akibat COVID-19. Hingga berita ini ditulis, India belum memiliki rencana untuk melakukan lockdown nasional walaupun sekitar 50 persen negara bagian sudah melakukannya atas inisiatif sendiri.

Baca juga: Dokter Minta Warga India Stop Gunakan Kotoran Sapi untuk Cegah Covid-19

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

4 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

9 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

23 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

2 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya