Pandemi Bikin Swedia Kekurangan Pendonor Sperma

Rabu, 12 Mei 2021 06:30 WIB

Sperma

TEMPO.CO, - Para pendonor sperma di Swedia menghindari rumah sakit karena khawatir dengan penularan Covid-19. Alhasil Swedia kini mengalami kekurangan sperma yang akut untuk proses inseminasi demi mewujudkan kehamilan.

"Kami kehabisan sperma. Kami tidak pernah memiliki donor yang begitu sedikit seperti tahun lalu," kata Ann Thurin Kjellberg, kepala unit reproduksi di Rumah Sakit Universitas Gothenburg seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 11 Mei 2021.

Kekurangan itu berarti waktu tunggu untuk kehamilan yang dibantu melonjak dari sekitar enam bulan menjadi sekitar 30 bulan. "Mungkin lebih lama," kata dokter yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.

"Ini membuat stres karena kami tidak bisa mendapatkan waktu atau tanggal yang jelas untuk perawatan," kata Elin Bergsten, seorang guru matematika berusia 28 tahun dari Swedia selatan.

Dua tahun lalu, Bergsten dan suaminya mengetahui bahwa dia tidak dapat memproduksi air mani sendiri. Pasangan ini lantas mengajukan permohonan untuk membantu kehamilan. Sayangnya kondisi sekarang membuat inseminasi ditunda tanpa batas waktu karena kekurangan pendonor sperma.

"Ini fenomena nasional," kata Thurin Kjellberg. "Kami telah kehabisan di Gothenburg dan Malmo, mereka akan segera habis di Stockholm," tambahnya, menyebut tiga wilayah terpadat di negara itu.

Selain penyedia layanan kesehatan publik, ada juga klinik swasta di Swedia yang mampu mengatasi kekurangan dengan membeli sperma dari luar negeri.

Tetapi perawatan kehamilan yang dibantu di sana seringkali menghabiskan biaya sebanyak 100 ribu krona Swedia atau sekitar Rp 170 juta sehingga membuatnya tidak terjangkau bagi banyak orang.

Berdasarkan hukum Swedia, sampel sperma hanya dapat digunakan oleh maksimal 6 wanita.

Margareta Kitlinski, yang menjalankan unit reproduksi di Rumah Sakit Universitas Skane, klinik terbesar di Swedia, mengatakan dibutuhkan sekitar 8 bulan untuk memproses donor karena banyak tes yang terlibat, dan banyak sampel gagal dan tidak layak karena masalah umum.

"Jika Anda memiliki 50 orang yang menghubungi anda, paling tidak hanya setengah dari mereka yang bisa menjadi pendonor," kata Kitlinski.

Beberapa wilayah Swedia telah menggunakan media sosial untuk mendorong pria mau mendonorkan spermanya di tengah wabah Covid-19, tetapi dengan hasil yang berbeda-beda. "Kami perlu tampil di TV dan memberitahu pria Swedia untuk maju," kata Thurin Kjellberg.

Baca juga: Penjualan Mainan Seks di Eropa Melonjak Saat Pandemi

Sumber: REUTERS


Berita terkait

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

13 jam lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

7 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

8 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

14 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya