Militer Myanmar Culik Remaja dan Anak-anak untuk Tekan Perlawanan Warga

Kamis, 6 Mei 2021 16:00 WIB

Para pendemo berlari menghindari serangan dari aparat selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Ahad, 28 Maret 2021. Aparat dianggap tidak pandang bulu saat menertibkan para pendemo. REUTERS / Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai upaya dilakukan Militer Myanmar untuk menekan perlawanan warga. Dikutip dari Channel News Asia, salah satu strategi terbaru mereka bukan lagi menembak demonstran di tengah unjuk rasa, tetapi menculik remaja-remaja yang menjadi pendorong perlawanan. Mereka termasuk dalam barisan 3500 orang yang diculik oleh Militer Myanmar sejak kudeta pada 1 Februari lalu.

UNICEF, lembaga perlindungan anak-anak dari PBB, membenarkan hal itu terjadi. Mereka berkata, setidaknya ada 1000 kasus di mana remaja dan anak-anak ditangkap secara sepihak atau diculik oleh Militer Myanmar. Tak berhenti di situ, UNICEF mengatakan Militer Myanmar juga tidak memberikan akses kepada keluarga ataupun pengacara untuk menemui mereka yang ditangkap.

Menurut organisasi HAM Fortify Rights, penculikan tersebut adalah teknik lama Militer Myanmar. Mereka sudah melakukannya beberapa kali untuk menebar ketakutan dan menekan gerakan perlawanan rakyat. Adapun tekniknya adalah menculik anak-anak dan remaja di malam hari, ketika mereka berada di rumah atau sedang bermain di jalanan. Beberapa berakhir meninggal, dipenjara, bahkan menghilang tanpa jejak.

"Ini sudah jelas-jelas masuk ke situasi penghilangan paksa...Kami mendokumentasikan upaya-upaya penangkapan secara sepihak yang sistematik dan luas," ujar Co-founder Fortify Rights, Matthew Smith, Kamis, 6 Mei 2021.

Asoasiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik (AAPP) menambahkan bahwa dari 3500 orang yang telah ditahan oleh Militer Myanmar, tidak sedikit yang masih berusia remaja. Dari 419 orang yang usianya diketahui, dua per tiganya berusia di bawah 30 tahun dan 78 di antaranya adalah remaja.

Orang-orang bereaksi saat mereka menghadiri pemakaman Khant Nyar Hein, mahasiswa kedokteran berusia 19 tahun yang ditembak dan dibunuh selama tindakan keras pasukan keamanan terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. REUTERS/Stringer

AAPP menyakini angka yang mereka miliki saat ini belum sepenuhnya representatif. Hal tersebut menimbang masif-nya penangkapan yang dilakukan oleh Militer Myanmar.

"Militer Myanmar mencoba mengubah penduduk sipil, buruh, remaja, dan anak-anak menjadi musuh. Jika mereka tidak bisa dibunuh, setidaknya upaya perlawanan mereka bisa dihentikan," ujar Sekretaris AAPP, Ko Bo Kyi.

Militer Myanmar membantah apa yang dinyatakan oleh AAPP. Mereka bahkan balik menuding AAPP sebagai organisasi yang tak berdasar sehingga data-data dari mereka tak bisa dipercaya.

"Kami tidak melakukan penangkapan berdasarkan gender atau usia tertentu. Kami hanya melakukan penangkapan terhadap mereka yang menciptakan kerusuhan, unjuk rasa, atau apapun yang berkaitan dengan hal tersebut," ujar juru bicara Militer Myanmar Aye Thazin Myint.

Kesaksian warga berkata berbeda. Seorang warga Yangon, Shwe, mengatakan adiknya yang berusia 15 tahun hilang tanpa jejak sejak Militer Myanmar melakukan operasi penangkapan. Pada suatu malam, kata ia, adiknya tak kembali ke rumah saat Militer Myanmar tiba-tiba berpatroli.

Ketika penangkapan oleh Militer Myanmar terjadi, adik dari Shwe tengah nongkrong-nongkrong di sebuah bengkel bersama teman-temannya. Shwe lari ke bengkel tersebut ketika mendengar suara tembakan dan teriakan meminta pertolongan. Setibanya Shwe di bengkel, apa yang tersisa hanyalah sandal dan jejak darah di lantai.

Baca juga: Bungkam Penentang Kudeta Militer, Junta Militer Myanmar Larang Televisi Satelit

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

6 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

10 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

16 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

16 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya