Brasil Sebut Vaksin COVID-19 Rusia Mengandung Virus Hidup

Kamis, 29 April 2021 14:39 WIB

Botol vaksin virus corona Sputnik V Rusia di Beograd, Serbia, 6 Januari 2021. [REUTERS / Fedja Grulovic]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Brasil menuding suplai vaksin COVID-19 Sputnik V asal Rusia yang mereka terima cacat. Dikutip dari Channel News Asia, mereka mengatakan ada virus demam pada vaksin tersebut. Adapun hal itu terungkap dalam kajian yang dilakukan badan regulator obat-obatan Brasil.

"Temuan ini menimbulkan pertanyaan soal integritas dari proses manufakturnya. Di sisi lain, hal ini bisa menjadi masalah bagi mereka yang memiliki imun tubuh rendah," ujar virologis Angela Rasmussen yang telah membaca hasil kajian badan regulator Brasil, Kamis, 29 April 2021.

Rasmussen melanjutkan, isu soal kandungan vaksin Sputnik V itu berpusat pada teknologi yang dipakainya: Adenovirus. Vaksin dengan teknologi tersebut memang mengandung virus yang telah dimodifikasi agar tidak berkembang biak dan hanya berfungsi untuk membentuk imun tubuh. Dengan begitu, ketika tubuh menghadapi virus sesungguhnya, imun tubuh bisa langsung merespon.

Sputnik V menggunaka dua vektor adenovirus untuk mencapai tujuan itu. Keduanya adalah adenovirus tipe 26 (Ad26) dan tipe 5 (Ad5).

Nah, menurut kajian regulator Brasil, kata Rasmussen, virus yang dikandung Sputnik V tercatat dengan status "replication competent". Dengan kata lain, virusnya mampu berkembang biak yang tak seharusnya terjadi. Rasmussen menyakini hal itu terjadi karena kesalahan quality control dan tidak berdampak ke seluruh suplai vaksin COVID-19 Sputnik V.

"Menurut saya problemnya bukan di teknologinya. Untuk beberapa orang ini sebenarnya bukan masalah besar karena adenovirus tidak dianggap sebagai pathogen penting. Namun, untuk mereka yang imun lemah, itu bisa memicu efek samping," ujar Rasmussen.

Rasmussen berkata, ia lebih mengkhawatirkan isu virus hidup ini membuat warga Brasil semakin ragu memakai vaksin COVID-19. Padahal, dengan situasi sekarang, penting bagi masyarakat untuk memiliki kepercayaan terhadap keamanan vaksi COVID-19. "Saya bisa membayangkan beberapa orang mulai pikir-pikir ulang untuk divaksin," ujarnya.

Deputi Direktur Gamelaya Institut, selaku produsen Sputnik V, membantah kasjian regulator Brasil. Menurutnya, pernyataan Brsil soal virus di vaksinnya bisa berkembang biak adalah bohong.

"Apa yang saya baca di media tidak sesuai realita. Vektor adenovirus di vaksin kami tidak bisa berkembang biak," ujarnya soal tudingan Brasil terkait vaksin COVID-19 Sputnik V.

Baca juga: Rusia Tuduh Penolakan BPOM Brasil Terhadap Vaksin Sputnik V Bermotif Politik

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA


Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

14 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

21 jam lalu

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

Hujan lebat di Rio Grande do Sul, Brasil telah menewaskan setidaknya 55 orang tewas dan 74 orang masih dinyatakan hilang.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

22 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

1 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya