Gagal Penuhi Target Distribusi Vaksin COVID-19, Uni Eropa Gugat AstraZeneca

Senin, 26 April 2021 20:52 WIB

Petugas medis mempersiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi masal di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Senin, 22 Maret 2021. Vaksinasi masal ini digelar sebagai upaya mempercepat pemulihan kesehatan dan pariwisata. Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa akhirnya mengambil sikap tegas terhadap produsen vaksin COVID-19 AstraZeneca. Dikutip dari kantor berita Reuters, Komisi Eropa memutuskan untuk membawa AstraZeneca ke jalur hukum karena tidak menghormati kontrak pengadaan vaksin COVID-19 dan tidak memiliki rencana matang untuk memastikan distribusinya mulus.

"Jumat kemarin, Komisi Eropa telah memulai langkah hukum terhadap AstraZeneca. Beberapa poin di kontrak pengadaan tidak dihormati dan perusahaan tidak memiliki rencana matang untuk meresponnya." ujar Uni Eropa dalam pernyataan persnya, Senin, 26 April 2021.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, AstraZeneca sejatinya berkomitmen untuk mengirimkan 180 juta dosis vaksin COVID-19 ke Uni Eropa pada kuartal kedua 2021. Angka itu adalah sebagian dari total 300 juta dosis yang mereka janjikan tercapai di Desember 2021.

Realita di lapangan, pengiriman tersebut tidak berjalan sesuai rencana. Gangguan produksi membuat AstraZeneca kesulitan memenuhi target suplai yang dibutuhkan. Alhasil, mereka memutuskan untuk memangkas target distribusi menjadi sekitar 60 juta dosis per kuartal kedua.

Uni Eropa jelas tidak terima dengan keputusan itu. Mereka menganggap AstraZeneca telah melanggar kontrak. Sementara itu, AstraZeneca beranggapan mereka tidak melanggar kontrak karena 180 juta dosis yang mereka janjikan adalah untuk situasi ideal. Setelah berdebat berkali-kali, Uni Eropa mantap membawanya ke jalur hukum.

Botol berlabel stiker rusak "AstraZeneca COVID-19 Coronavirus Vaccine" terlihat di depan bendera Denmark yang dipajang dalam ilustrasi yang ditampilkan pada 15 Maret 2021. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]


"Berdasarkan kontrak, maka kasus harus diselesaikan di Pengadilan Belgia...Kami ingin memastikan pengiriman dosis yang diperlukan warga Eropa berjalan sesuai apa yang dijanjikan," ujar Uni Eropa menambahkan. Sebagai catatan, Uni Eropa sempat menahan ekspor vaksin COVID-19 AstraZeneca ke negara lain karena merasa suplai itu hak mereka.

Merespon langkah hukum yang diambil, AstraZeneca mengatakan gugatan itu tidak berkekuatan hukum. Mereka memastikan bakal siap berhadapan dengan Uni Eropa di pengadilan.

"Kami sudah sepenuhnya patuh terhadap keputusan pengadaan dengan Komisi Eropa...Kami menyakini litigasi yang ada tidak berkekuatan hukum dan kami terbuka untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," ujar AstraZeneca dalam keterangan persnya.

Selain masalah suplai terbatas, AstraZeneca juga sempat menjadi sorotan di Eropa karena menimbulkan kasus pembekuan darah. Belakangan, regulator obat-obatan Eropa (EMA) menyatakan vaksin COVID-19 AstraZeneca aman dipakai karena manfaatnya melebihi resikonya.

Baca juga: Indonesia Terima 3,8 Juta Vaksin COVID-19 AstraZeneca dari COVAX

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

4 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

4 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya