Pandemi COVID-19 Memburuk, India: Kami Menghadapi Fase Terburuk

Jumat, 23 April 2021 20:30 WIB

Petugas dan kerabat yang mengenakan APD menggotong jenazah korban Covid-19 sebelum dikremasi di sebuah krematorium di New Delhi, India, Rabu, 21 April 2021. Infeksi Covid-19 juga meningkat dengan rekor mencapai 295.041 selama 24 jam terakhir. REUTERS/Adnan Abidi

TEMPO.CO, Jakarta - Situasi Pandemi COVID-19 terus memburuk di India. Perkembangan terbaru, angka kasus harian meningkat menjadi 332.730 pada Jumat ini, menjadikannya sebagai kasus terburuk di tingkat global. Sebelumnya, peringkat tersebut dipegang oleh Amerika yang mencatat 300 ribu kasus per hari pada 2 Januari lalu.

Di sisi lain, angka kematian juga terus meningkat. Kamis kemarin, tercatat ada 2.256 kematian akibat COVID-19 di India. Ditotal, India mencatat 16,2 juta kasus dan 186 ribu kematian akibat COVID-19. WHO menyebut India mencakup 28 persen kasus COVID-19 baru di dunia.

Sistem kesehatan India kelimpungan menghadapinya. Di rumah sakit, persediaan tempat tidur, obat, oksigen, dan ventilator menipis. Sementara itu, di krematorium, tubuh jenazah menumpuk, membuat petugas kelimpungan untuk mengkremasinya.

"Tidak berlebihan mengatakan kami menghadapi fase pandemi COVID-19 terburuk saat ini. Situasi ini bertahan beberapa pekan terakhir dan kali ini puncaknya," ujar pejabat Satgas COVID-19 India, Chandrika Bahadur, dikutip dari CNN, Jumat, 23 April 2021.

Untuk menghadapi situasi itu, Bahadur menyampaikan pemerintah India telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya dengan meningkatkan suplai tabung oksigen bantuan menjadi 100 ribu. Hal itu didukung dengan pembangunan pabrik oksigen bantuan serta rumah sakit khusus pasien COVID-19.

Foto udara proses kremasi massal korban meninggal akibat Covid-19 terlihat di tempat krematorium di New Delhi, India, Kamis, 22 April 2021. Saat ini warga Delhi kesulitan mencari fasilitas kremasi bagi keluarganya. REUTERS/Denmark Siddiqui


Di lapangan, tidak semua warga yang terdampak COVID-19 bisa menunggu strategi baru itu berjalan. Beberapa akhirnya mengandalkan pasar gelap untuk mendapatkan obat-obatan, alat pelindung diri, bahkan tabung oksigen bantuan.

Secara bersamaan, warga India melampiaskan kemarahannya terhadap PM Narendra Modi. Warga menganggap lamban merespon fase terbaru pandemi yang diperburuk varian baru COVID-19. Media sosial menjadi buktinya di mana puluhan ribu warga memviralkan tagar #ResignModi, #SuperSpreaderModi, dan #WhoFailedIndia

"Pandemi COVID-19 yang memburuk di India adalah refleksi dari pemerintahan Modi," ujar Kepala Negara Bagian Karnataka, Siddaramaiah.

Sebelum pandemi memburuk, Modi sempat sesumbar bahwa kondisi sudah membaik di India. Ia juga memamerkan keberhasilan India mendistribusikan 100 juta dosis vaksin ke warga yang diikuti pelonggaran pembatasan sosial. Namun, ketika angka kasus terus meningkat hingga ratusan ribu per hari, Modi akhirnya berhenti "berpesta" dan mengakui situasi India gawat.

Pakar medis menyatakan kelalaian administrasi Modi hanyalah salah satu faktor. Menurut mereka, warga India juga terlena dengan kondisi yang sempat membaik di penghujung fase pertama. Mereka beramai-ramai berkumpul, merayakan hari raya, ataupun jalan-jalan. Hal itu pada akhirnya memicu pertumbuhan kasus yang kian pesat di fase berikutnya.

Baca juga: Australia Batasi Penerbangan dari India

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

1 jam lalu

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

1 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

6 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

7 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

1 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya