Korea Selatan Bawa Isu Pembuangan Limbah Fukushima ke Mahkamah Internasional

Rabu, 14 April 2021 19:11 WIB

Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan untuk air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang 13 Februari 2021, dalam foto ini diambil oleh Kyodo News. [Kyodo News / melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, menentang rencana Jepang membuang 1 juta ton limbah nuklir Fukushima ke laut. Hal itu menyusul adanya protes dari aktivis lingkungan hidup serta nelayan. Dikutip dari kantor berita Reuters, Moon Jae-in memerintahkan pejabat-pejabatnya untuk mengkaji kemungkinan menggagalkan rencana Jepang via petisi di Mahkamah Internasional.

Di saat bersamaan, administrasi Moon Jae-in juga memanggil Duta Besar Jepang di Korea, Koichi Aiboshi, untuk menghadap. Pertemuan tersebut untuk meminta penjelasan dari Aiboshi soal kenapa Jepang memutuskan membuang limbah nuklir Fukushima ke laut.

"Saya bisa mengatakan bahwa ada banyak kekhawatiran di sini soal keputusan Jepang mengingat lokasi kedua negara (Korea Selatan 0 Jepang) yang berdekatan dan berbagi wilayah perairan yang sama," ujar Moon Jae In, Rabu, 14 April 2021.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, secara terpisah, menyatakan ada banyak negara yang memiliki sentimen sama dengan negeri gingseng itu. Beberapa di antaranya, klaim Korea Selatan, adalah Cina dan Amerika. Menurut kementerian tersebut, berbagai negara khawatir pembuangan limbah ke laut akan membahayakan wilayah perairan di Korea Selatan.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyampaikan pidatonya di depan prototipe jet tempur KF-21 dalam upacara peluncurannya di Sacheon, Korea Selatan, 9 April 2021. Prototipe jet tempur KF-21 Boramae merupakan kelanjutan dari proyek jet tempur bersama Korea Fighter Experimental (KF-X) / Indonesian Fighter Experimental (IF-X) yang diteken Korea Indonesia sejak 2010. Yonhap via REUTERS


Cina membenarkan telah memprotes rencana Jepang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, khawatir rencana Jepang akan akan menjadi preseden buruk soal pengelolaan dan pembuangan limbah nuklir.

"Lautan itu bukan tempat sampah milik Jepang. Samudra Pasifik itu bukan salurang pembuangan. Tidak seharusnya Jepang meminta seluruh dunia ikut menanggung dampak dari limbah nuklir Fukushima," ujar Zhao Lijian.

Di luar pemerintahan, aktivis lingkungan hidup dan nelayan menggelar demonstrasi untuk mendesak Jepang membatalkan rencananya. Mereka menggelar demonstrasi itu di depan kantor Kedutaan Besar Jepang di Seoul serta depan kantor Konsulat Jepang di Busan dan Jeju.

Koalisi 25 organisasi nelayan Korea Selatan melengkapi unjuk rasa yang ada dengan mengeluarkan pernyataan bersama. Dalam pernyataan tersebut, mereka tidak hanya mendesak pembatalan pembuangan limbah, tetapi juga meminta Korea Selatan memblokir impor makanan laut dari Jepang jika negeri matahari terbit itu lanjut dengan rencananya.

"Industri kami tentu yang terkana dampak paling besar. Publik khawatir soal kemungkinan zat radioaktif mengkontaminasi produk dari laut," ujar ke-25 organisasi nelayan itu.

Koalisi 30 organisasi lingkungan hidup dan anti-nuklir memberikan pernyataan yang lebih keras dibanding para nelayan. Mereka menganggap rencana pembuangan limbah Fukushima sebagai terorisme nuklir. Dan, sebagai bukti banyak orang menentangnya, koalisi itu mengirimkan petisi berisi tandatangan 64 ribu orang yang menolak rencana Jepang.

Jepang, hingga berita ini ditulis, belum memberikan keterangan baru soal pembuangan limbah nuklir Fukushima. Terakhir kali memberikan keterangan, mereka bargumen limbah yang dibuang sudah disaring dan tak berbeda dengan air yang secara rutin dibuang pembangkit nuklir lain.

Baca juga: Jepang Mau Buang 1 Juta Ton Air PLTN Fukushima, Cina dan Korea Selatan Protes

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

4 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

5 jam lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

7 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

8 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

10 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

12 jam lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

14 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

15 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya