Militer Myanmar Menolak Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Anak-anak

Sabtu, 10 April 2021 08:30 WIB

Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar menolak dimintai tanggung jawab atas warga-warga yang tewas mereka bunuh selama kudeta. Menurut juru bicara Militer Myanmar, Brigadir Jenderal Zaw Min Tun, justru para demonstran yang seharusnya bertanggung jawab karena mereka melibatkan anak-anak dalam unjuk rasa.

"Di berbagai tempat, mereka melibatkan anak-anak untuk ikut serta dalam unjuk rasa yang rusuh. Karena itu, mereka (anak-anak) bisa saja tertembak ketika kami menindak demonstran," ujar Zaw Min Tun dalam wawancara dengan CNN, Jumat, 9 April 2021.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), puluhan anak meninggal selama kudeta Myanmar berlangsung. Total, per wawancara dilangsungkan, ada 46 anak yang tercatat tewas dibunuh personil Militer myanmar. Ada mereka yang dibunuh di dalam rumah, ada juga yang dibunuh ketika mereka tengah bermain di luar.

Zaw Min Tun berkata, tidak mungkin personil Militer Myanmar dengan sengaja menembak anak-anak di dalam rumah mereka. Jika itu benar terjadi, menurut Zaw Min Tun, maka investigasi sudah akan dilakukan terhadap personil-personil Militer Myanmar. Fakta di lapangan, banyak bukti berupa video yang menunjukkan penembakan anak-anak terjadi di rumah mereka.

"Jika itu benar terjadi, tentu bakal ada investigasi. Mungkin banyak beredar video yang mencurigakan, namun personil kami tidak pernah berniat untuk menembak orang yang tak bersalah," ujar Zaw Min Tun membela diri.

Penduduk desa memprotes kudeta militer, di kota Launglon, Myanmar 4 April 2021 dalam gambar yang diperoleh dari media sosial ini. [Dawei Watch / melalui REUTERS]

Salah satu anak Myanmar yang tewas ditembak di rumahnya adalah Htoo Myat Win, 13 tahun. Ia meninggal pada 27 Maret lalu ketika militer Myanmar menembaki rumahnya tanpa alasan jelas.

"Saya berhasil menghindar, namun anak saya mendekati jendela dan ia tertembak di dada. Saya tidak paham kenapa mereka harus menembaki kami yang berada di rumah," ujar ayah dari Htoo Myat Win. Adapun sang ayah kemudian menyatakan bahwa ia menyembunyikan sejumlah demonstran di rumahnya untuk melindungi mereka.

Hal yang paling membuat dirinya kesal, kata ayah Htoo Myat Win, adalah hasil otopsi dokter. Dokter yang bertugas berusaha menyembunyikan fakta bahwa Htoo Myat Win ditembak oleh Militer Myanmar dalam surat keterangan otopsinya.

Sejak kudeta berlaku pada 1 Februari lalu, Militer Myanmar sudah membunuh kurang lebih 600 orang dan menangkap 2000an orang. Penangkapan tersebut berpotensi bertambah karena ratusan surat penangkapan telah diterbitkan Militer Myanmar untuk tokoh-tokoh publik seperti selebritas dan influencer yang dianggap memprovokasi perlawanan.

Baca juga: Demonstran Myanmar Melawan Junta Militer dengan Senapan Berburu dan Bom Molotov

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

33 menit lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

2 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

7 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

3 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

3 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

3 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya