Militer Myanmar Klaim Perlawanan Warga Telah Berkurang

Jumat, 9 April 2021 18:17 WIB

Sejumlah pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. Ratusan pengunjuk rasa tewas saat protes penolakan kudeta militer. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Perlawanan warga mereda di mata Militer Myanmar. Dikutip dari kantor berita Reuters, juru bicara Militer Myanmar Brigadir Jenderal Zaw Min Tun mengklaim warga mulai berhenti melakukan perlawanan karena mereka menginginkan damai. Oleh karenanya, kata Zaw Min Tun, pemerintahan Myanmar akan kembali normal sesegera mungkin setelah dua bulan terakhir diisi bentrokan antara warga dengan militer.

"Alasan dari berkurangnya protes karena adanya upaya kerjasama dari rakyat untuk menciptakan perdamaian dan hal itu yang kami hormati. Kami meminta warga untuk kooperatif dengan kami dan sebagai gantinya kami akan menolong mereka," ujar Zaw Min Tun, Jumat, 9 April 2021.

Tak hanya mengklaim perlawanan mulai mereda, Zaw Min Tun juga mengklaim rezim junta militer diakui oleh komunitas internasional. Ia menyebut media-media yang mengabarkan bahwa Myanmar mulai diasingkan komunitas internasional sebagai berita bohong.

Sebagai catatan, Militer Myanmar telah membredel media-media lokal yang mereka anggap tidak sejalan dengan visi dan misi rezimnya. Saat ini, hanya media-media milik pemerintah saya yang beroperasi secara resmi di mana otomatis membuat mereka menjadi corong langsung Militer Myanmar.

"Kami kooperatif dengan negara-negara tetangga dan bekerjasama dengan mereka," ujar Zaw Min Tun dengan rasa percaya diri.

Meski Militer Myanmar mengklaim perlawanan warga mulai mereda, fakta di lapangan berkata beda. Pembunuhan terhadap warga lokal masih terjadi. Di kota Bago misalnya, yang berdekatan dengan Yangon, sebanyak empat orang warga dibunuh oleh personil Militer Myanmar. Hal itu didukung kesaksian warga dan media setempat.

Penduduk desa memprotes kudeta militer, di kota Launglon, Myanmar 4 April 2021 dalam gambar yang diperoleh dari media sosial ini. [Dawei Watch / melalui REUTERS]


Asosiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik (AAPP) pun menyatakan hal senada. Laporan terbaru mereka menunjukkan jumlah pembunuhan terhadap warga lokal masih terus bertambah. Per berita ini ditulis, jumlah warga yang meninggal ada 614 orang sejak kudeta Myanmar dimulai pada 1 Februari lalu. Sebanyak 48 di antaranya adalah anak-anak.

Jumlah mereka yang ditangkap dan ditahan pun juga terus bertambah. Hal itu menyusul penerbitan ratusan surat perintah penangkapan oleh Militer Myanmar untuk memburu tokoh publik, influencer, selebritas, politisi, aktivis, dan blogger yang dianggap memprovokasi warga untuk melawan junta.

Merespon perkembangan terbaru, 18 duta besar Myanmar bersatu untuk mendesak junta segera mengakhiri kudeta, membebaskan tahanan politik, dan memulihkan demokrasi. Salah satunya adalah Dubes Myanmar di Inggris, Kyaw Zwar Minn, yang telah "dikudeta" oleh deputinya sendiri sehingga sekarang tak bisa menempati posnya seperti semula.

"Kami bersatu untuk mendukung harapan dan aspirasi warga yang percaya terhadap kebebasan, kedamaian, dan demokrasi Myanmar bisa kembali pulih. Kekerasan harus dihentikan, tahanan politik harus dibebaskan, dan demokrasi harus kembali," ujar para duta besar dalam pernyataan bersama. Beberapa di antaranya adalah dubes Myanmar di Amerika, Inggris, Uni Eropa, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

Baca juga: Aktor Myanmar Paing Takhon Ditangkap Pasukan Keamanan Junta Militer

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

10 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

12 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

12 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

15 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

15 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

16 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

18 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

18 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya