Distribusi Vaksin COVID-19 COVAX Capai 100 Negara

Jumat, 9 April 2021 06:30 WIB

Karyawan memeriksa "envirotainer" berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin, 8 Maret 2021. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca bagian awal dari batch pertama skema kerja sama global untuk vaksin dan imunisasi (GAVI) COVAX Facility tiba di Bio Farma yang selanjutnya akan diproses dan didistribusikan guna mempercepat target vaksinasi yang merata ke seluruh penduduk Indonesia. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

TEMPO.CO, Jakarta - Jangkauan distribusi vaksin COVID-19 COVAX semakin luas. Dikutip dari kantor berita Reuters, lembaga inisiatif WHO itu sudah berhasil mengirimkan kurang lebih 38,4 juta dosis vaksin COVID-19 ke 102 negara di enam benua dalam enam pekan terakhir. Adapun negara terakhir yang menerima vaksin dari COVAX adalah St. Lucia yang berada di Kepulauan Karibia.

GAVI Vaccine Alliance, selaku rekan dari distribusi vaksin COVID-19 COVAX, menyatakan bahwa jangkauan penyebaran akan terus diperluas. Target COVAX tahun ini, kata GAVI, adalah berhasil mengirimkan vaksin COVID-19 ke seluruh negara yang mengajukan bantuan.

"Ekspektasi saat ini, kami akan mengirimkan vaksin COVID-19 ke seluruh negara yang mengajukan bantuan per semester pertama 2021. Walau begitu, perlu diakui ada keterbatasan suplai sepanjang Maret dan April karena penyesuaian kapasitas produksi," ujar GAVI dalam pernyataan persnya, Kamis, 8 April 2021.

Karena fokus dari COVAX adalah pemerataan distribusi vaksin COVID-19, maka tidak hanya negara berkembang saja yang menerima suplai darinya. Negara-negara maju pun ikut menerima bantuan dosis dari COVAX untuk menggenjot kampanye vaksinasi masing-masing. Hal itu mengikuti pernyataan WHO bahwa semua masih terancam virus COVID-19 jika distribusi vaksin tidak merata.

Beberapa negara yang sudah menerima bantuan vaksin COVID-19 dari COVAX adalah India, Indonesia, Brasil, Nigeria, Filipina, Iran, Tonga, Dominika, Arab Saudi, Korea Selatan, Argentina, Kanada, Yaman, Afghanistan, dan masih banyak lagi.

Karyawan membongkar muat "envirotainer" berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin, 8 Maret 2021. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca bagian awal dari batch pertama skema kerja sama global untuk vaksin dan imunisasi (GAVI) COVAX Facility tiba di Bio Farma yang selanjutnya akan diproses dan didistribusikan guna mempercepat target vaksinasi yang merata ke seluruh penduduk Indonesia. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Kepala Eksekutif dari GAVI, Seth Berkley, menyatakan bahwa tantangan yang mereka hadapi untuk distribusi vaksin COVID-19 masih tinggi. Walaupun jangkauan distribusi makin luas, ia menyatakan suplai yang diberikan masih jauh dari kata ideal. Oleh karenanya, kata ia, COVAX membutuhkan lebih banyak sokongan untuk bisa memperbanyak vaksin yang didistribusikan.

Berkley memperkirakan COVAX bakal membutuhkan sokongan dengan nilai kurang lebih US$2 miliar. Dengan nilai sebesar itu, Berkley menyebut COVAX bisa mengamankan paling tidak 1,8 miliar dosis vaksin COVID-19 yang bakal difokuskan ke 92 negara termiskin di dunia.

"Ini bukan waktu yang tepat untuk bersantai-santai. Target kami adalah sebanyak mungkin mendistribusikan vaksin untuk menggenjot vaksinasi di 92 negara termiskin hingga 27 persen dari total populasinya per akhir 2021," ujar Berkley menegaskan.

Sebagai catatan, sebagian besar dari vaksin COVID-19 yang didistribusikan oleh/ via COVAX adalah produk AstraZeneca. Meski beberapa negara membatasi penggunaannya atas dugaan pembekuan darah, COVAS mendukung pemakaian AstraZeneca.

Gelombang pertama distribusi vaksin COVID-19 oleh COVAX sejatinya akan terdiri atas vaksin 237 juta vaksin AstraZeneca dan 1,2 juta vaksin Pfizer. Targetnya, gelombang pertama usai pada 31 Mei, namun bakal mengalami penyesuaian karena penyeusaian kapasitas produksi.

"Keamanan dan efektitvitas tetap menjadi prioritas utama kami. Vaksin AstraZeneca tetap penting untuk kesehatan dan perlindungan publik terhadap pandemi COVID-19 karena efektif mencegah kasus keras dan kematian," ujar COVAX dan GAVI.

Baca juga: Menlu Inggris Dominic Raab Apresiasi Peran Indonesia dalam Inisiatif COVAX

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

16 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

19 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

20 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

22 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

24 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

39 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

39 hari lalu

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.

Baca Selengkapnya

11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

40 hari lalu

11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.

Baca Selengkapnya

Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

41 hari lalu

Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.

Baca Selengkapnya