Militer Myanmar Terapkan Gencatan Senjata Dengan Syarat

Kamis, 1 April 2021 09:36 WIB

Seorang pria menggunakan ketapel saat mereka berlindung di belakang barikade selama protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Ahad, 28 Maret 2021. Dilaporkan puluhan pendemo terluka dan meninggal saat aparat berupaya membubarkan kerumunan. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar memutuskan untuk menghentikan pembantaian yang mereka lakukan beberapa hari terakhir. Dikutip dari Channel News Asia, hal itu mereka lakukan dengan mengumumkan gencatan senjata secara sepihak pada hari Rabu kemarin, 31 Maret 2021. Namun, Militer Myanmar menyatakan akan memberikan respon keras apabila mendapati adanya aksi yang mengganggu administrasi dan keamanan pemerintahan.

"Aksi" yang dimaksud oleh Militer Myanmar tersebut tak lain adalah gerakan pemberontakan sipil yang diinisiasi warga dan kelompok etnis bersenjata. Sejak kudeta Myanmar dimulai pada 1 Februari lalu, mereka secara aktif mendesak junta militer untuk mengakhiri kudeta dengan berbagai cara mulai dari demonstrasi hingga aksi mogok kerja.

Pengumuman "Gencatan Senjata" itu sendiri muncul setelah Militer Myanmar berhadapan dengan kelompok-kelompok etnis bersenjata di berbagai daerah. Beberapa di antaranya adalah Arakan Army di Rakhine dan Kachin Independence Army yang menyerang pos-pos Militer Myanmar di kota Shwegu.

Kelompok-kelompok etnis bersenjata tersebut sudah menyatakan bahwa mereka menolak kudeta Myanmar dan akan membalas aksi junta militer. Adapun untuk membalas aksi tersebut, mereka menyatakan akan mengesampingkan perbedaan, bekerja sama, dan meminta bantuan pihak asing jika diperlukan.

"Kita harus melakukan yang terbaik untuk melindungi nyawa dan harta benda orang-orang yang tertindas," ujar juru bicara Arakan Armu, Khaing Thukha, pada Rabu kmearin. Thukha berkata, sudah saatnya kelompok etnis bersenjata Myanmar bergandengan tangan untuk melindungi warga sipil yang tertindas dari rezim militer.

Sejauh ini, baru ada tiga kelompok etnis yang bersatu melawan kudeta Myanmar. Mereka, yang menamai dirinya Aliansi Persaudaraan Tripartit, terdiri atas Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA), dan Arakan Army (AA).

Per berita ini ditulis, pihak Militer Myanmar belum mau berkomentar apakah gencatan senjata diberlakukan sebagai respon atas bersatunya para kelompok etnis bersenjata.

Dari sekian banyak kelompok etnis bersenjata yang ada, Militer Myanmar paling sering berhadapan dengan Arakan Army. Peperangan di antara keduanya terus meningkat sejak November 2018 hingga November 2020. Konflik tersebut menyebabkan ratusan korban sipil tewas dan 200 ribu penduduk mengungsi ke wilayah lain.

Baca juga: Arakan Army Siap Bersatu dengan Etnis Lain untuk Lawan Militer Myanmar

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

16 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

13 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

13 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

16 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

16 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

17 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

18 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya