Amerika Kaji Deklarasi Krisis Rohingya di Myanmar Sebagai Genosida

Jumat, 26 Maret 2021 08:15 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar menjadi fokus pemerintah Amerika beberapa waktu terakhir. Selain memasukkan konglemerasi bisnis milik Militer Myanmar ke daftar hitam sebagai hukuman atas kudeta, Amerika juga mengkaji kembali peran junta dalam krisis Rohingya.

Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika, administrasi Presiden Joe Biden potensial mendeklarasikan krisis Rohingya pada 2017 lalu sebagai genosida. Hal itu mengacu pada besarnya jumlah korban selama krisis tersebut.

"Proses pengkajian sudah berjalan...Menteri Luar Negeri Antony Blinken sangat berkomitmen terhadap pengkajian ini dan saya rasa kita bakal mendapat jawabannya sebentar lagi," ujar Deputi Asisten Menteri Luar Negeri Amerika untuk urusan HAM dan Demokrasi, Scott Busby, dikutip dari Reuters, Kamis, 25 Maret 2021.

Menurut laporan Reuters, status genosida tersebut sebenarnya sudah dipertimbangkan di masa administrasi mantan Presiden Donald Trump. Pada awal 2021, sejumlah pejabat kementerian mengusulkan pada Menteri Luar Negeri Amerika saat itu, Mike Pompeo, untuk menyebut krisis Rohingya sebagai genosida.

Mike Pompeo. Mangel Ngan/Pool via REUTERS


Alasan para diplomat saat itu jelas, jumlah korban selama krisis Rohingya terlalu besar untuk tidak disebut sebagai efek genosida. Kurang lebih ada 24 ribu warga Rohingya yang meninggal selama periode krisis itu, dibunuh oleh personil-personil Militer Myanmar. Di sisi lain, jumlah warga Rohingya yang harus kabur juga besar.

Di luar dugaan para pejabat, Mike Pompeo tidak mengambil keputusan soal itu dan mengalihkannya pada penerusnya, Antony Blinken. Kurang lebih dua minggu setelah itu, Militer Myanmar kembali berulah dengan menggulingkan administrasi Penasihat Negara Aung San Suu Kyi.

Kepala Kantor Penindakan Kejahatan Global di Kementerian Luar Negeri era Pompeo, Morse Tan, menyebut bosnya menyia-nyiakan kesempatan. Alasannya, kata Tan, dengan memberikan status genosida lebih awal, maka Militer Myanmar akan lebih terawasi agar tidak berulah lagi.

"Mungkin Kudeta Myanmar akan tetap terjadi, tetapi setidaknya sejak awal sudah ada aksi yang mengarah pada penindakan dan pencegahan," ujar Tan.

Per berita ini ditulis, Amerika telah memberikan sanksi ekonomi dan personal terhadap pejabat-pejabat Militer Myanmar yang terlibat dalam krisis Rohingya. Beberapa di antaranya menerima sanksi lagi perihal kudeta Myanmar. Salah satu contohnya adalah Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing

Baca juga: Tingkatkan Tekanan, Amerika Beri Sanksi Baru ke Militer Myanmar

ISTMAN MP | REUTERS


Berita terkait

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

7 jam lalu

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

Pemberontak Arakan Army menguasai wilayah Rakhine yang banyak dihuni warga Rohingya di Myanmar. Mereka membantah menargetkan Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

2 hari lalu

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

2 hari lalu

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

Afrika Selatan meminta ICJ untuk mendesak Israel agar segera menarik pasukannya dan menghentikan serangan militer mereka di Kota Rafah, Gaza

Baca Selengkapnya

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

3 hari lalu

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

Afrika Selatan kembali membawa kasus genosida Israel ke ICJ dan meminta penghentian darurat serangan ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya oleh 4 Warga Aceh Sudah P21

3 hari lalu

Berkas Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya oleh 4 Warga Aceh Sudah P21

Kejaksaan Negeri Aceh Barat menyatakan berkas kasus penyelundupan puluhan orang etnis Rohingya ke Aceh sudah P21.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC Didesak Tangkap Netanyahu, Marak Aksi Blockout 2024

3 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC Didesak Tangkap Netanyahu, Marak Aksi Blockout 2024

Top 3 dunia adalah ICC didesak tiga negara tangkap Netanyahu, Kemlu AS minta kongres evaluasi bantuan ke Israel hingga aksi blockout selebritas.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

5 hari lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya