WHO Imbau Dunia untuk Tetap Gunakan Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Sabtu, 20 Maret 2021 11:00 WIB

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona baru, di markas besar WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, kembali mengimbau negara-negara di dunia untuk tidak berhenti menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Data terbaru dari panel keamanan vaksin, kata WHO, tidak menunjukkan relasi antara pembekuan darah dengan penggunaan vaksin AstraZeneca.

Selain itu, WHO menyatakan bahwa persentase terbesar vaksin COVID-19 yang mereka distribusikan via COVAX juga masih didominasi AstraZeneca. Oleh karenanya, jika negara-negara menghindari penggunaan vaksin AstraZeneca, maka sama saja distribusi vaksin COVID-19 dari COVAX sia-sia.

"Vaksin AstraZeneca sangat penting karena ia mewakili 90 persen dari vaksin COVID-19 yang didistribusikan via COVAX...COVID-19 adalah penyakit yang berbahaya dan vaksin COVID-19 AstraZeneca dapat mencegahnya," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 20 Maret 2021.

Diberitakan sebelumnya, puluhan negara sempat menahan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca karena beredarnya dugaan vaksin tersebut menimbulkan pembekuan darah. Hal itu berawal dari laporan di Denmark bahwa seorang lansia berusia 60 tahun meninggal akibat pembekuan darah usai menerima vaksin AstraZeneca.

Sempat berkembang dugaan pemicu pembekuan darah tersebut bukan vaksin AstraZeneca secara umum, tetapi batch yang kebetulan dipakai Austria. Namun, belakangan, dugaan itu ditepis setelah panel WHO yang berisikan 12 pakar mengkaji kembali data keamanan vaksin AstraZeneca dari Eropa, Inggris, India, dan dari WHO sendiri.

Dari hasil pengkajian tersebut, tidak ditemukan bukti bahwa vaksin AstraZeneca bisa menimbulkan pembekuan darah seperti yang dikhawatirkan berbagai pihak. Ternyata, apa yang menyebabkan pembekuan darah tersebut adalah virus COVID-19 sendiri. Pembekuan darah adalah salah satu gejala yang ditimbulkannya.

Perawat Lily Harrington bersiap untuk memberikan vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca kepada PM Inggris Boris Johnson, di London, Inggris, Jumat, 19 Maret 2021. Negara-negara termasuk Jerman dan Prancis melanjutkan penggunaan vaksin tersebut setelah sempat memberhentikan pemberiannya. Frank Augstein via REUTERS

"Walau kami mendapat laporan soal pembekuan darah terjadi usai vaksinasi COVID-19 dengan produk AstraZeneca dilakukan, tidak ada bukti pasti hal itu disebabkan vaksinasi. Dan, itu kasus yang sangat langka dan unik," ujar Ghebreyesus. Mengacu pada kabar sebelumnya, kurang lebih ada 30 kasus pembekuan darah yang terjadi usai vaksinasi.

Menyusul pernyataan WHO, regulator obat-obatan di Eropa (EMA) dan Inggris (MHRA) menyatakan manfaat dari vaksin COVID-19 AstraZeneca jauh melebihi resikonya. Namun, untuk langkah antisipasi, mereka menyatakan akan memperbarui panduan penggunaan vaksin AstraZeneca.

"Hal itu mencakup penjelasan kepada pasien soal potensi resiko vaksinasi dan informasi untuk petugas kesehatan soal bagaimana mengetahui penerima vaksin membutuhkan bantuan medis atau tidak," ujar Direktur EMA Emer Cooke.

Perlu diketahui, AstraZeneca adalah salah satu vaksin COVID-19 yang paling banyak dicari karena kemudahan penyimpanan dan distribusinya. Sebagai perbandingan, vaksin COVID-19 dengan teknologi mRNA seperti Pfizer dan Moderna membutuhkan pendingin khusus yang tidak semua negara mampu membelinya.

Baca juga:

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA


Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

8 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

12 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

23 jam lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

5 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

6 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya