TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Belanda pada Rabu, 17 Maret 2021, berjalan menuju tempat-tempat pemungutan suara. Pemilu nasional Belanda dilakukan di tengah pandemi Covid-19 dan diprediksi akan mengembalikan Perdana Menteri Mark Rutte ke kekuasaan untuk keempat kalinya.

Pemilu Belanda 2021 dilihat secara luas sebagai sebuah referendum atas kinerja Pemerintah dalam mengatasi krisis akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Jam Malam di Belanda Diperpanjang

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. AP/Peter Dejong

Belanda telah memberlakukan jam malam menyusul tingginya angka infeksi virus corona. Negara itu juga melarang acara kumpul-kumpul meski pada siang hari.

Rival Rutte dalam pemilu ini mengkritisi lambannya imunisasi vaksin virus corona, namun juga berusaha membedakan diri dari masyarakat yang mendukung kebijakan Pemerintah Belanda saat ini.

“Saya sudah memikul tanggung jawab selama 10 tahun terakhir. Saya sedang mencoba memerintah dalam kondisi-kondisi sulit,” kata Rutte, dalam acara debat terakhir, Selasa malam, 16 Maret 2021.

Rutte, 54 tahun, telah menjadi salah satu kepala negara di Eropa dengan jabatan terlama. Dalam pemilu nasional Belanda 2021, total ada sekitar 13 juta pemilih yang punya hak untuk memilih puluhan partai politik yang memperebutkan 150 kursi parlemen. Pemilu putaran pertama akan berakhir pada Rabu, 17 Maret 2021 pukul 8 malam waktu setempat.

Pemilih dari kelompok lansia, boleh memberikan hak suara mereka lewat surat (pos) atau lewat pemungutan suara proxi. Lantaran sedang pandemi Covid-19, pemilu nasional Belanda digelar dalam dua hari, di mana hari pertama diperuntukkan bagi lansia dan masyarakat umum pada hari kedua atau Rabu, 17 Maret 2021.

Sumber: Reuters