Respon Insiden Malam Berkabung Sarah Everard, Inggris Ubah Aturan Demonstrasi

Rabu, 17 Maret 2021 10:35 WIB

Polisi menahan seorang perempuan ketika acara peringatan di Clapham Common Bandstand, menyusul penculikan dan pembunuhan Sarah Everard, di London, Inggris 13 Maret 2021. [REUTERS / Hannah McKay]

TEMPO.CO, Jakarta - Hak rakyat Inggris dalam menggelar unjuk rasa terancam. Usai insiden Malam Berkabung Sarah Everard, Pemerintah Inggris menyusun regulasi baru yang akan mengubah pelaksanaan dan penertiban unjuk rasa. Adapun hal yang mengancam pelaksanaan unjuk rasa adalah perluasan indikator demonstrasi yang dianggap mengganggu ketenangan publik.

Dikutip dari CNN, rancangan regulasi baru itu menyatakan bahwa menganggu atau tidaknya sebuah unjuk rasa tak lagi melihat jumlah, tetapi tujuan dan gangguan yang disebabkan. Dengan kata lain, unjuk rasa damai dan satu orang pun akan ditertibkan apabila dirasa mengganggu aktivias publik dan menimbulkan kebisingan.

"Kepolisian memerlukan perubahan yang memberikan kami wewenang lebih dalam menertibkan unjuk rasa. Penertiban itu tidak terbatas pada unjuk rasa yang disertai kekerasan, tetapi juga unjuk rasa yang memiliki niat untuk menghentikan aktivitas di perkotaan," ujar Komisaris Polisi Kepolisian Metropolitan London, Cressida Dick, dalam rancangan regulasi, Rabu, 17 Maret 2021.

Beberapa contoh demonstrasi yang dianggap menganggu publik, menurut rancangan terkait, adalah kegiatan yang menimbulkan kebisingan, menghalangi penggunaan fasilitas publik,dan menganggu kegiatan publik baik yang bersifat hiburan maupun professional.

Selain mengatur soal gangguan publik, rancangan regulasi terkait juga mengatur soal perusakan properti pemerintah dan monumen bersejarah. Hal itu secara spesifik mengacu pada perusakan berbagai patung dengan jejak perbudakan pada demo Black Lives Matter tahun lalu.

Warga berkumpul mengenang penculikan dan pembunuhan Sarah Everard di situs peringatan di Clapham Common Bandstand di London, Inggris 14 Maret 2021. REUTERS/Henry Nicholls


Bagi beberapa pihak, regulasi tersebut mengandung banyak pasel karet. Definisi "gangguan publik", walau diperluas, tidak memiliki ukuran yang jelas soal seberapa menganggu. Alhasil, jika regulasi itu disahkan, Kepolisian atau aparat pemerintah bisa sesuka hati menghentikan unjuk rasa yang damai sekalipun.

"Wewenang yang tercantum dalam rancangan regulasi ini bisa dipakai untuk membungkam perlawanan. Demonstrasi Extinction Rebellion ataupun Black Lives Matter mungkin sudah menganggu banyak orang, tapi salah satu tujuannya memang itu (agar warga ingat akan isu yang diangkat)," ujar Diane Abbot, oposisi pemerintah di Parlemen Inggris.

Hal senada disampaikan oleh Steve Peers, Professor Hak Asasi Manusia dari University of Essex. Ia berkata, rancangan regulasi baru itu bisa berujung pada pembungkaman kebebasan berekspresi, apalagi jika sudah menyangkut isu sensitif.

"Ini langkah yang mengejutkan dari Inggris mengingat mereka begitu kritis terhadap bagaimana cara Cina membungkam kebebeasan berpendapat dan unjuk rasa di Hong Kong," ujar Peers menyinggu UU Keamanan Nasional Hong Kong yang membungkam kebebasan berpendapat atau dalih keamanan nasional.

Sekarang, rancangan regulasi itu tengah diperdebatkan di parlemen. Dinamai sebagai The Police, Crime, Sentencing, and Courts Bill 2021, dengan tebal ratusan halaman, regulasi itu sudah dua kali diperdebatkan. Terakhir pada Selasa kemarin.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Inggris membubarkan paksa Malam Berkabung Sarah Everard pada pekan lalu karena alasan melanggar protokol kesehatan COVID-19 Inggris. Penertiban itu berubah menjadi kerusuhan dan pembubaran paksa karena warga bergeming dan meminta polisi untuk meninggalkan mereka. Apalagi, pembunuh Sarah Everard adalah mantan personil Kepolisian London.

Insiden di London itu menjadi viral karena salah satu polisi tertangkap kamera melumpuhkan dan memborgol perempuan pengunjung acara. Menurut publik, Kepolisian London terlalu berlebihan dalam menertibkan acara berkabung itu.

Baca juga: Bubarkan Malam Berkabung untuk Sarah Everard, Kepolisian London Dikritik

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

2 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

14 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

1 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

1 hari lalu

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya