Bhutan akan Memiliki Raja Baru

Reporter

Editor

Kamis, 6 November 2008 08:41 WIB

TEMPO Interaktif , Thimphu: Ketika semua mata tertuju ke pemilihan Presiden Amerika, ada sebuah kerajaan kecil di puncak pegunungan Himalaya juga sedang merayakan pemimpin barunya. Sebuah prosesi penyematan mahkota disiapkan dalam negara monarki baru ini.


Mahkota Kerajaan Bhutan akan disematkan kepada Jigme Khesar Namgyel Wangchuck, lulusan Oxford yang masih berusia 28 tahun. Raja baru ini akan menjadi penerus tahta monarki termuda yang dilestarikan kerajaan Bhutan, dengan membawa wajah baru dan mengakhiri kekuasaan absolut tahta kerajaan yang menganut agama budha.


Menurut pelayan kerajaan Sonam Phuntsho, 27 tahun, semuanya bahagia dengan terpilihnya raja baru ini. “Saya bahagia, teman saya bahagia semuanya bahagia menyambutnya.”


Advertising
Advertising

Kerajaan yang berada di perbatasan India dan Cina --di pegunungan Himalaya-- ini berpenduduk hanya 600 ribu orang. Bhutan telah melakukan pemilihan secara demokratis untuk parlemen baru dan perdana menteri pada Maret lalu.


Mantan raja Bhutan telah berusaha mengadaptasi sistem pemerintahan selama dua tahun terakhir ini, sebelumnya usahanya gagal sejak dinastinya selama 240 tahun bercokol tidak menendaki. “Waktu terbaik untuk mengubah sistem politik ketika negara dalam kondisi damai dan stabil,” ujar mantan Raja Bhutan ketika memulai reformasi demokratik sejak tahun 2005. “Mengapa harus menunggu revolusi? Mengapa mahkota diturunkan ketika kerajaan sudah kehilangan raja?


Sebelum dinasti Wangchuk mengambil alih abad lalu, wilayah yang disebut 'Tanah Naga' ini tidak pernah dijajah. Negara saat itu tidak mempunyai jalan dan mata uang untuk berdagang sampai tahun 1960, dan tidak mengijinkan siaran televisi tahun 1999.


Paling terkenal dalam kehidupan di Bhutan adalah prinsip kebahagian nasional, yang melihatnya bukan dari indikator ekonomi untuk mengukur kebahagian. “Kami hidup dalam kedamaianan. Kami menyeimbangkan antara modernisasi dan tradisi, yang sangat penting bagi penduduk,” papar Heroka Zangpo, pekerja yag masih berusia 25 tahun. “Kami Bahagia dengan perayaan ini, tapi kami juga sedih karena mantan raja pensiun dan kami tidak tahu mengapa?


Reuters| Nur Haryanto



Berita terkait

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi

Baca Selengkapnya

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.

Baca Selengkapnya

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.

Baca Selengkapnya

Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.

Baca Selengkapnya

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.

Baca Selengkapnya

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.

Baca Selengkapnya

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.

Baca Selengkapnya

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.

Baca Selengkapnya

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.

Baca Selengkapnya