WHO Targetkan Seluruh Negara Dapat Vaksin COVID-19 di Triwulan Pertama

Senin, 8 Maret 2021 19:38 WIB

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona baru, di markas besar WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia, Navaratnasamy Paranietharan, menyatakan lembaganya memasang target tinggi untuk distribusi vaksin COVID-19. Disampaikan di tengah-tengah serah terima vaksin COVID-19 dari COVAX ke Indonesia, Parenietharan berkata WHO ingin mendistribusikan vaksin COVID-19 ke seluruh negara di triwulan pertama.

"Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sudah membuat komitmen global yaitu mendukung akses vaksin COVID-19 ke seluruh negara di 100 hari pertama 2021," ujar Paranietharan, Senin, 8 Maret 2021.

Paranietharan mengakui bahwa hal tersebut bukan tugas gampang. Apalagi, distribusi pertama vaksin COVID-19 via COVAX, lembaga inisiasi WHO, baru berlangsung pada Februari lalu. Namun, kata ia, WHO optimistis hal itu bisa dicapai karena WHO tidak ingin ada negara yang tertinggal dalam kampanye vaksinasi COVID-19 global.

Pada Februari lalu, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta negara-negara di dunia untuk tidak menyumbangkan vaksin dengan skema milik sendiri. Menurutnya, hal itu malah akan membuat penyebaran vaksin COVID-19 tidak merata.

Ia kemudian menyarankan segala vaksin COVID-19 yang hendak disumbangkan untuk didistribusikan via COVAX. COVAX, kata ia, secara spesifik dibentuk untuk memastikan distribusi vaksin COVID-19 berjalan merata.

Ghebreyesus berkata, WHO tidak keberatan jika negara penyumbang vaksin COVID-19 memiliki preferensi khusus soal siapa negara penerima. Ia memastikan COVAX bisa mengaturnya. Dengan begitu, stok vaksin COVID-19 yang sudah dimiliki COVAX sebelumnya bisa dialihkan ke negara-negara lain.

"Bantuan secara one on one seperti itu malah mengganggu upaya COVAX untuk menyetarakan distribusi vaksin COVID-19 di dunia. Sumbangkan via COVAX untuk bantu kami menyelesaikan masalah ketimpangan vaksin," ujar Ghebreyesus Februari lalu.

Distribusi vaksin COVID-19 via COVAX sudah berlangsung sejak akhir Februari lalu. Afrika menjadi benua pertama yang menerima bantuan. Adapun negara yang menerima vaksin COVID-19 dari COVAX pertama kali adalah Ghana dengan jumlah dosis sekitar 600 ribu.

Indonesia baru menerima vaksin COVID-19 dari COVAX hari ini. Indonesia bakal mendapat jatah total 11,7 juta dosis vaksin AstraZeneca dengan 1 juta di antaranya diterima pada hari ini. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkata, Indonesia berpotensi menerima batch-batch lanjutan untuk memastikan semua warga mendapat vaksin COVID-19.

Baca juga: WHO Imbau Negara Anggota Sumbangkan Vaksin COVID-19 via COVAX

ISTMAN MP

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya