Amerika Cegah Militer Myanmar Kosongkan Rekening Berisi 1 Miliar Dollar

Jumat, 5 Maret 2021 09:55 WIB

Nama Min Aung Hlaing mulai terkenal pada 2009 ketika memimpin serangan terhadap pemberontak Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar di daerah Kokang. Peristiwa ini memaksa sekitar 37 ribu penduduk etnis Kokang untuk mengungsi ke Cina. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar ternyata sempat mencoba mengosongkan rekening berisi US$1 Miliar (Rp14,3 triliun) di Amerika. Dilaporkan oleh kantor berita Reuters, Militer Myanmar mencoba mengosongkan rekeningnya pada 4 Februari lalu atau tiga hari setelah kudeta dimulai. Untungnya, pemerintah Amerika berhasil mencegah pengosongan tersebut atas perintah Presiden Joe Biden.

Menurut tiga pejabat pemerintah Amerika, yang enggan disebutkan namanya, upaya pengosongan tersebut dilakukan junta militer lewat Bank Sentral Myanmar. Ketika Federal Reserve mengetahui adanya upaya transaksi itu, kata mereka, The Fed langsung mengulurnya untuk melapor ke Joe Biden dan meminta arahan.

"The Fed melakukan pemblokiran begitu Presiden Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif blokir hingga waktu yang belum ditentukan," ujar salah satu sumber, dikutip dari Reuters, Jumat, 5 Maret 2021.

Sumber lainnya menjelaskan, mengulur transkasi Myanmar relatif mudah karena mereka sudah berada dalam pantauan Amerika. Sejak tahun lalu, kata ia, Myanmar masuk dalam daftar abu-abu Amerika karena diduga melakukan pencucian uang. Kekhawatiran Amerika, transaksi yang terjadi akan berkaitan dengan aktivitas-aktivitas ilegal.

Dengan masuknya Myanmar ke daftar abu-abu, segala transaksi oleh pemerintah setempat mendapat pengawasan dan pemeriksaan yang lebih ketat. Kebetulan, saat itu, Militer Myanmar baru saja melakukan kudeta dan mengganti kepala Bank Sentral-nya yang semakin memperkuat alasan kehati-hatian The Fed.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah memulai keudeta, Militer Myanmar memecat seluruh pejabat pemerintahan untuk kemudian mereka ganti dengan orang-orang pilihannya. Bank Sentral adalah salah satu pos yang mereka ganti pemimpinnya. Bahkan, Gubernur Bank Sentral sebelumnya, Bo Bo Nge, mereka tangkap.

"Ketika dirasa perlu, bagian legal dari Bank Sentral dan Layanan Akun Internasional (bagian dari The Fed) bisa berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk meminta arahan soal situasi terbaru (dari pemilik akun) dan apa dampaknya," ujar sumber terkait.

Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]


Federal Reserve di New York menolak berkomentar soal kabar pengosongan rekening Militer Myanmar tersebut. Sikap senada juga ditunjukkan oleh Kementerian Keuangan Amerika. Militer Myanmar apalagi, mereka relatif tertutup sejak menerima sanksi dari Amerika.

Adapun Presiden Joe Biden, pada 10 Februari 2021, sempat menyinggung hal itu. Saat itu, ia menyatakan bahwa Amerika akan mencegah Militer Myanmar secara ilegal mengambil uang senilai US$1 miliar di Amerika. Ia menyebutnya sebagai uang Pemerintah Myanmar. Sehari sesudahnya, Joe Biden memerintahkan pembekuan seluruh aset junta militer Myanmar.

Per berita ini ditulis, Amerika sudah menjatuhkan berbagai hukuman atau sanksi ke Myanmar. Beberapa di antaranya secara spesifik menyasar figur-figur Militer Myanmar. Adapun sanksi terbaru adalah pemblokiran aktivitas dagang Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, dan dua konglomerasi Militer Myanmar.

Sanksi terbaru itu sebagai respon atas pembantaian yang terjadi di Myanmar akhir-akhir ini. Menurut laporan Kantor HAM PBB, Militer Myanmar sudah membunuh 54 orang dan menangkap lebih dari 1700 orang selama kudeta berlangsung.

Baca juga: Respon Pembantaian, Amerika Blokir Aktivitas Dagang Myanmar

ISTMAN MP | REUTERS


Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

16 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

18 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

19 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

5 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

5 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya