Gerilya Retno Marsudi Bantu Penyelesaian Konflik Myanmar
Reporter
Non Koresponden
Editor
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Kamis, 25 Februari 2021 08:15 WIB
TEMPO.CO, - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia memilih untuk tidak berdiam diri terkait konflik politik di Myanmar. Indonesia memilih pendekatan shuttle diplomasi atau diplomasi ulang-alik guna berkontribusi mencari penyelesaian terbaik bagi situasi di Myanmar saat ini.
"Berbicara dengan semua pihak, menjalin komunikasi, berkonsultasi, selalu dilakukan Indonesia dengan tujuan utama dapat memberikan kontribusi untuk menangani masalah yang sedang berkembang," kata Retno dalam konferensi pers, Rabu, 24 Februari 2021.
Retno menjelaskan pekan lalu ia berkunjung ke Brunei Darussalam dan Singapura. Selain membahas hubungan bilateral dengan Indonesia, pertemuan itu digunakan pula untuk membicarakan masalah Myanmar.
"Sebelumnya, Indonesia sudah membahas panjang lebar isu Myanmar dengan Malaysia selama kunjungan PM Malaysia ke Indonesia," ucap dia.
Menurut Retno, beberapa hari ini ia intensif berkonsultasi dengan Ketua ASEAN, para menteri luar negeri dari Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, Laos, dan Kamboja, serta dengan utusan khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Tidak hanya itu, Retno juga telah berdiskusi dengan Amerika Serikat dan akan melakukan kontak dengan Menteri Luar Negeri Inggris, Sekjen PBB, dan Ketua Global Leadership Forum and Asia Society. "Sebelumnya saya juga melakukan komunikasi dengan Menlu Australia, Jepang, AS, RRT, Inggris, dan India," katanya.
Retno menuturkan shuttle diplomacy bukan hal mudah dilakukan terlebih di masa pandemi seperti sekarang. "Namun hal ini tetap dilakukan Indonesia mengingat adanya prinsip-prinsip yang perlu ditegakkan dan keinginan kuat untuk terus berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan kawasan," ujarnya.
Upaya membantu penyelesaian konflik di Myanmar menemui rintangan setelah beredar kabar Indonesia mengajukan usulan menggelar pemilu baru, lengkap dengan pengawas internasional. Hal itu senada dengan rencana junta militer pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing yang menjanjikan pemilu baru untuk mencari kepemimpinan yang sah.
Kabar tersebut ditanggapi keras oleh warga Myanmar. Mereka langsung menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Indonesia di Myanmar. Massa menentang adanya pemilu baru. Menurut mereka, pemenang Pemilu Myanmar telah ditetapkan secara sah pada tahun lalu dan tidak perlu lagi ada pemilu baru.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah membantah kabar ini. Ia menuturkan Indonesia tidak membuat keputusan seperti itu dan sejauh ini belum ada perubahan sikap soal situasi Myanmar. Namun Retno Marsudi belum berkomentar soal peristiwa ini.
Baca juga: Temui Menlu Myanmar, Retno Marsudi Sampaikan Sikap Indonesia