Junta Militer Myanmar Ogah Dianggap Telah Melakukan Kudeta

Selasa, 16 Februari 2021 17:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Junta militer Myanmar, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, ogah dianggap telah melakukan kudeta. Menurut junta militer Myanmar, apa yang mereka lakukan bukanlah kudeta melainkan upaya untuk mengembalikan negara ke pemerintahan yang sah. Pembelaan mereka, jika apa yang terjadi adalah kudeta, maka tidak akan ada upaya darinya untuk menggelar pemilu baru.

"Tujuan utama kami adalah menggelar pemilu untuk kemudian menyerahkan kekuasaan kepada partai yang menang," ujar Jenderal Zaw Min Tun, juru bicara junta militer Myanmar, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 16 Februari 2021.

Meski kembali menegaskan niatnya untuk menggelar pemilu baru, junta militer lagi-lagi tak menyebutkan kapan hal itu akan digelar. Apa yang mereka katakan hanyalah janji tidak akan memimpin untuk waktu yang lama.

Perihal nasib para tahanan politik seperti Penasehat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint, junta militer juga tidak memberikan jawaban tegas. Junta militer Myanmar menyakini penahanan Aung San Suu Kyi cs telah sesuai dengan konstitusi.

"Kami janji pemilu akan digelar," ujar Zaw Min Tun.

Ribuan orang di Tokyo pada Minggu, 14 Februari 2021, melakukan aksi jalan untuk memprotes kudeta militer di Myanmar. Sumber: Reuters


Per berita ini ditulis, kudeta Myanmar sudah berlangsung selama dua pekan. Militer merebut pemerintahan yang ada dengan menangkapi sejumlah pejabat negara Myanmar, memberhentikan menteri, dan membatalkan pelantikan anggota parlemen yang terpilih.

Kudeta itu sendiri dipicu kekalahan partai yang berafiliasi dengan militer Myanmar, Partai Persatuan Solidaritas dan Pengembangan (USDP). Mereka kalah dari partai bentukan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), pada pemilu tahun lalu. USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut sehingga menyakini pemerintahan yang ada sekarang tidak sah.

Merespon kudeta Myanmar, warga melakukan unjuk rasa besar-besaran di berbagai kota. Untuk menekannya, junta militer Myanmar menggunakan langkah keras mulai dari menangkapi aktivis, mematikan internet, hingga menerjunkan polisi huru hara ke lokasi unjuk rasa. Dalam rangkaian peristiwa unjuk rasa itu, satu demonstran tertembak di kepala dan kritis hingga sekarang.

Berbagai negara tidak tinggal diam atas apa yang terjadi. Beberapa di antaranya menjatuhkan sanksi kepada Myanmar. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), di satu sisi, telah berhasil melakukan kontak dengan junta militer Myanmar dan mendesak mereka untuk tidak menggunakan kekerasan dalam merespon perlawanan warga.

Baca juga: Ditekan Demonstran dan Amerika, Militer Myanmar Melawan

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

13 jam lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

3 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

4 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

4 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya