Paus Fransiskus Minta Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi

Senin, 8 Februari 2021 19:30 WIB

Paus Fransiskus memimpin Misa pada Malam Natal di Basilika Santo Petrus di tengah pandemi COVID-19 di Vatikan, 24 Desember 2020. Vincenzo Pinto/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus kembali memberikan pernyataan terkait situasi kudeta Myanmar. Senin ini, ia mendesak Jenderal Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, untuk menghentikan kudeta dan membebaskan para tahanan politik seperti Penasehat Negara Aung San Suu Kyi.

Dikutip dari kantor berita Reuters, Paus Fransiskus menyampaikan desakan tersebut di hadapan korps diplomat dalam pertemuan tahunannya. Di saat bersamaan, para warga Myanmar tengah menggelar unjuk rasa besar-besara di berbagai kota Myanmar mulai dari Mandalay, Yangon, hingga ibu kotanya, Naypyidaw

"Jalan menuju demokrasi yang selama ini dibngun tiba-tiba dihalangi oleh kudeta yang berlangsung sejak pekan lalu," ujar Paus Fransiskus dalam pertemuan tahunan korps diplomatik di Vatikan, Senin, 8 Februari 2021.

Paus Fransiskus melanjutkan, sulit baginya untuk tidak memikirkan situasi di Myanmar. Ia mengklaim merasakan kedekatan dengan negara tersebut yang ia kunjungi di tahun 2017. Oleh karenanya, ia berharap situasi kudeta di sana bisa segera reda.

Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021. Beberapa warga telihat membawa poster Aung San Suu Kyi. REUTERS/Stringer

"Kudeta tersebut telah berujung pada penangkapan sejumlah tahanan politik yang saya harap segera dibebaskan. Hal itu bisa menjadi awal untuk memulai dialog demi kebaikan Myanmar," ujar Paus Fransiskus menegaskan.

Diberitakan sebelumnya, kudeta Myanmar dimulai pada Senin pekan lalu. Militer Myanmar pimpin Min Aung Hlaing merebut pemerintahan yang ada. Hal itu dimulai dengan menangkap sejumlah pejabat negara Myanmar, memberhentikan para menteri, dan membatalkan pelantikan anggota parlemen baru.

Keberadaan para tahanan politik seperti Aung San Suu Kyi masih misterius hingga sekarang. Militer Myanmar mengklaim kondisi mereka baik-baik saja. Kabar yang beredar, keduanya sempat ditahan di rumah masing-masing sebelum dipindahkan ke lokasi lain yang dirasa lebih pas.

Kudeta Myanmar itu sendiri dipicu kekalahan partai yang berafiliasi dengan militer, Partai Persatuan Solidaritas dan Pengembangan (USDP), dari Partai Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD) pada pemilu tahun lalu. USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut sehingga menyakini pemerintahan yang ada sekarang tidak sah.

Baca juga: Paus Fransiskus Doakan Rakyat Myanmar Hidup Harmonis dan Demokratis

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-myanmar-politics-pope/pope-urges-myanmar-military-to-free-political-prisoners-return-to-democratic-path-idUSKBN2A80WJ?il=0


Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

17 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

Top 3 Dunia dibuka dengan kabar tentang temuan kuburan massal di Gaza oleh badan layanan Palestina berisi 210 jasad.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

10 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

12 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya