Warga Kembali Gelar Demonstrasi Kudeta Myanmar Meski Internet Diblokir

Minggu, 7 Februari 2021 11:40 WIB

Warga Myanmar di Thailand menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok pasca kudeta militer Myanmar, pada 1 Februari 2021. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi memprotes kudeta Myanmar belum menunjukkan tanda-tanda berakhir meski internet diblokir. Hari ini, di Yangon, ribuan warga kembali berkumpul untuk menggelar unjuk rasa, menuntut militer Myanmar selaku pelaku kudeta untuk menerima hasil pemilu, membebaskan Penasehat Negara Aung San Suu Kyi, dan menerapkan demokrasi.

Unjuk rasa hari ini adalah unjuk rasa kedua. Seperti unjuk rasa pada Sabtu kemarin, para demonstran hadir mengenakan pakaian warna merah. Itu adalah warna yang identik dengan partai bentukan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

"Kami akan terus bergerak, terus menuntut hingga kami mendapatkan demokrasi. Akhiri kediktatoran militer ini," ujar salah satu pengunjuk rasa, Myo Win, 37, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Ahad, 7 Februari 2021.

Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di Myanmar memanas sejak Senin kemarin. Militer Myanmar, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, merebut pemerintahan yang ada. Hal itu dimulai dengan menangkap sejumlah pejabat negara Myanmar.

Beberapa figur sentral yang mereka tangkap adalah Aung San Suu Kyi serta Presiden Win Myint. Sejauh ini keberadaan mereka masih misterius walau militer Myanmar mengklaim kondisi mereka baik-baik saja. Kabar yang beredar, keduanya sempat ditahan di rumah masing-masing sebelum dipindahkan ke lokasi lain yang dirasa lebih pas.

Baca juga: Ribuan Orang Protes Kudeta Militer, Junta Blokir Internet di Seluruh Myanmar

Kendaraan militer Myanmar dikerahkan untuk berjaga-jaga di pos pemeriksaan menuju kompleks kongres di Naypyitaw, Myanmar, 1 Februari 2021. Militer Myanmar menyerahkan kekuasaan kepada Panglima Min Aung Hlaing yang langsung memberlakukan status darurat nasional selama setahun. REUTERS/Stringer

Kudeta itu sendiri dipicu kekalahan partai yang berafiliasi dengan militer Myanmar, Partai Persatuan Solidaritas dan Pengembangan (USDP), dari NLD pada pemilu tahun lalu. USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut sehingga menyakini pemerintahan yang ada sekarang tidak sah dan berhak digulingkan.

Sejak kudeta itu terjadi, warga Myanmar melakukan berbagai aksi protes atau perlawanan. Misalnya, dengan memukul perkakas dapur mereka di jalanan sekeras mungkin. Dalam kebudayaan Myanmar, hal itu adalah tradisi untuk mengusir roh jahat yang dalam hal ini adalah militer.

Contoh lain, para anggota Parlemen Myanmar, yang seharusnya mengucap sumpah sebelum kudeta terjadi, menggelar sidang dari rumah masing-masing. Hal itu termasuk menggelar upacara pelantikan sendiri. Mereka tidak ingin kudeta Myanmar menghalangi hak mereka.

Militer Myanmar membalas dengan melakukan sejumlah pemblokiran. Awalnya mereka memblokir media sosial Facebook yang digunakan nyaris separuh penduduk Myanmar. Belakangan, mereka memblokir layanan internet karena perlawnanan masyarakat tak kunjung reda.

Dalam unjuk rasa terbaru ini, rakyat tetap melakukan aksinya dengan damai. Mereka mengangkat salam tiga jari, dari film Hunger Games, sebagai simbol pemberontakan. Meski begitu, Kepolisian Myanmar tetap siaga di lokasi demo.

"Kediktatoran militer sudah bertahan terlalu lama di negeri ini, Kita harus melawannya," ujar salah satu demonstran, Myat Soe Kyaw, menanggapi kudeta Myanmar oleh militer.

Baca juga: Presiden Myanmar dan Keluarganya Dipindahkan dari Istana Kepresidenan

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

https://www.channelnewsasia.com/news/asia/myanmar-coup-yangon-thousands-rally-aung-san-suu-kyi-14130898

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

12 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

17 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

18 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya