Jenderal Min Aung Hlaing: Kudeta Myanmar Tidak Terhindarkan

Rabu, 3 Februari 2021 13:45 WIB

Nama Min Aung Hlaing mulai terkenal pada 2009 ketika memimpin serangan terhadap pemberontak Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar di daerah Kokang. Peristiwa ini memaksa sekitar 37 ribu penduduk etnis Kokang untuk mengungsi ke Cina. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku kudeta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, menganggap apa yang ia lakukan pasti akan terjadi cepat atau lambat. Ia pun mengatakan bahwa apa yang ia lakukan sejalan dengan hukum yang berlaku setelah pemerintah gagal merespon dugaan kecurangan pemilu.

"Setelah beberapa kali pengajuan (investigasi kecurangan), apa yang terjadi sekarang adalah sesuatu yang tak terhindarkan untuk Myanmar. Kami harus mengambil keputusan tersebut," ujar Min Aung Hlaing, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 3 Februari 2021.

Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di Myanmar memanas sejak Senin kemarin. Militer Myanmar, yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing, merebut pemerintahan yang ada. Hal itu dimulai dengan menangkap sejumlah pejabat negara Myanmar dan berlanjut hingga pemecatan para menteri yang bertugas. Beberapa yang mereka tangkap adalah Penasehat Negara Aung San Suu Kyi serta Presiden Win Myint.

Adapun bibit kudeta Myanmar ini sudah terasa sejak tahun lalu ketika partai militer Myanmar, USDP (Union Solidarity and Development Party), kalah dari partai sipil pimpinan Aung San Suu Kyi, NLD (National League for Democracy). USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut sehingga menyakini pemerintahan yang ada sekarang tidak sah.

Baca juga: Kudeta Myanmar Demi Ambisi Jenderal

Warga Myanmar di Thailand menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok pasca kudeta militer Myanmar, pada 1 Februari 2021. REUTERS/Athit Perawongmetha


Pernyataan Min Aung Hlaing soal "kudeta tak terhindarkan" adalah pernyataan publik pertamanya sejak kudeta berlangsung. Ia berkata, kudeta yang ia lakukan telah memberinya kekuasan eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Di sisi lain, mengembalikan pemerintahan Myanmar ke militer setelah 10 tahun uji coba demokrasi.

Min Aung Hlaing melanjutkan, dirinya berkomitmen mengupayakan pemilu baru untuk mencari pengganti pemerintahan yang ia lengserkan. Dalam prosesnya, Myanmar akan berjalan dalam status darurat nasional yang berlangsung selama 12 bulan.

"Hingga pemerintahan baru terbentuk, kami (militer Myanmar) akan berupaya memerintah negara ini," ujarnya.

Perihal kecaman dari berbagai negara atas kudeta Myanmar, Min Aung Hlaing tidak memberikan tanggapan.

Perkembangan terbaru, Amerika akhirnya menyatakan apa yang terjadi di Myanmar sebagai kudeta. Dengan status itu, maka Amerika wajib tidak memberikan bantuan apapun ke administrasi Min Aung Hlaing. Amerika sendiri berencana menjatuhkan sanksi terkait kudeta Myanmar walau Min Aung Hlaing sudah dijatuhi sanksi oleh Donald Trump pada 2019 lalu.

Dari pihak warga, mereka mulai melakukan perlawanan. Dokter-dokter, misalnya, melakukan mogok kerja yang akan disesuaikan dengan kondisi mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung. Warga sipil, semalam, membunyikan klakson dan memukul perkakas masak mereka sebagai protes atas kudeta Myanmar. Hal itu adalah tradisi membuang sial dan arwah jahat.

Baca juga: Amerika Akhirnya Nyatakan Aksi Militer Myanmar Sebagai Kudeta

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

https://www.channelnewsasia.com/news/asia/myanmar-army-chief-says-coup-aung-san-suu-kyi-ouster-inevitable-14098006

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

19 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

13 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

13 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

16 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

16 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

17 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

18 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya