Taliban Dukung Program Vaksin Virus Corona WHO di Afganistan

Rabu, 27 Januari 2021 15:00 WIB

Warga Muslim melaksanakan salat Idul Fitri di Kabul, Afganistan, 24 Mei 2020. Beberapa negara ada yang memilih untuk tidak menggelar salat Idul Fitri di tempat umum untuk mencegah penyebaran virus Corona. REUTERS/Mohammad Ismail

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok radikal Taliban pada Selasa, 26 Januari 2021, memberikan dukungan pada kampanye imunisasi vaksin virus corona di Afganistan. Untuk vaksinasi Covid-19, Afganistan mendapatkan dana bantuan sebesar USD 112 juta atau Rp 1,5 triliun lewat program COVAX dari PBB.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pihaknya akan mendukung dan memfasilitasi imunisasi vaksin virus corona yang dilakukan di pusat-pusat kesehatan. Otoritas yakin pemberontak tidak akan mengincar tim pemberi vaksin karena mereka tidak akan mengetuk pintu setiap rumah orang.

Antrean warga untuk mendapatkan roti gratis yang didistribusikan pemerintah, di sebuah toko roti di Kabul, Afganistan, 3 Mei 2020. Upaya ini untuk mengatasi pasokan makanan yang telah terganggu selama lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona yang mengakibatkan harga-harga melonjak. REUTERS/Omar Sobhani

Advertising
Advertising

Terkait soal pendanaan dari WHO tersebut, sumber di otoritas kesehatan Afganistan mengatakan program COVAX bisa menutupi sekitar 20 persen dari total populasi 38 juta jiwa penduduk Afganistan.

Baca juga: Warga Afganistan Tertatih Hadapi Corona dan Pemberontak Taliban

COVAX adalah sebuah program skema global untuk mengimunisasi masyarakat miskin dan negara-negara berpendapatan menengah sehingga bisa melawan wabah virus corona. Program itu menargetkan setidaknya 2 miliar dosis vaksin sampai akhir 2021 untuk mencakup 20 persen masyarakat kelompok rentan di 91 negara miskin dan berpenghasilan menengah.

Wakil Menteri Kesehatan Afganistan Waheed Majroh mengatakan pihaknya membutuhkan waktu enam bulan untuk mendapatkan vaksin virus corona, namun otoritas sedang berdiskusi untuk mendapatkannya lebih cepat.

Di Afganistan, ada 54.854 kasus positif Covid-19. Dari jumlah itu, 2.390 kasus berakhir dengan kematian. Namun sejumlah ahli mengatakan kasus-kasus positif Covid-19 yang terjadi di lapangan banyak tidak dilaporkan karena rendahnya angka pengujian virus corona dan terbatasnya akses pada fasilitas-fasilitas medis di negara yang masih di kecamuk perang.

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-afghanistan-vaccin/taliban-backs-vaccine-drive-as-afghan-government-receives-112-million-funding-pledge-idUSKBN29V115

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

11 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

9 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya