Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

Rabu, 27 Januari 2021 07:30 WIB

Duta Besar Lana Marks bersama Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa setelah menyerahkan surat kepercayaannya kepada Presiden, 28 Januari 2020.[za.usembassy.gov]

TEMPO.CO, - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa meminta negara-negara kaya untuk tidak menimbun pasokan vaksin Covid-19. Ia menyerukan agar produksi global dibagikan secara lebih merata ke seluruh negara terdampak.

"Negara-negara kaya di dunia keluar dan memperoleh dosis besar. Beberapa bahkan memperoleh hingga empat kali lipat dari yang dibutuhkan populasi mereka," katanya dalam pertemuan virtual Forum Ekonomi Dunia dikutip dari Reuters, Selasa, 26 Januari 2021.

Pemimpin Uni Afrika itu mengatakan dunia ingin mereka yang menimbun dosis vaksin agar melepaskannya sehingga bisa digunakan negara lain. Afrika kini berjuang untuk mendapatkan vaksin yang cukup agar bisa memulai program inokulasi di seluruh negeri di sana bagi 1,3 miliar penduduk.

Advertising
Advertising

Uni Afrika bulan ini mengamankan 270 juta suntikan bagi benua itu untuk melengkapi 600 juta dosis dari skema distribusi vaksin COVAX yang dipimpin bersama oleh WHO dan Gavi. Dosis tersebut diharapkan tersedia tahun ini tetapi belum ada yang tiba, sementara beberapa bagian Eropa, Asia dan Amerika sedang dalam program vaksinasi.

“Kita semua tidak aman jika beberapa negara memvaksinasi rakyatnya dan negara lain tidak,” tutur Ramaphosa.

Baca juga: Moderna Yakin Vaksinnya Efektif ke Varian Baru COVID-19

CEO Gavi, Seth Berkley, memperkirakan bahwa negara-negara kaya telah memesan lebih dari 800 juta dosis berlebih. “Jumlahnya sangat mengejutkan. Orang-orang tidak tahu vaksin mana yang akan berhasil, jika ada yang berhasil, jadi mereka mengambil banyak tembakan ke gawang," tuturnya.

Dia mengatakan COVAX telah mengeluarkan prinsip-prinsip agar negara dapat menyumbangkan dosis vaksin ke fasilitas tersebut. COVAX juga dapat membeli kelebihan dosis atau mengambil tempat dalam antrean produksi agar membuatnya tersedia secara merata bagi seluruh negara di dunia.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pekan lalu menggambarkan akses vaksin Covid-19 yang tidak setara ini sebagai kegagalan moral yang dahsyat.

REUTERS

https://www.reuters.com/article/idUSKBN29V0TI?il=0

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

13 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

22 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

2 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya