Militer Dua Korea Berunding

Reporter

Editor

Senin, 27 Oktober 2008 14:34 WIB

TEMPO Interaktif, Seoul:Pejabat militer Korea Selatan dan Korea Utara, Senin berunding kendatipun hubungan kedua negara memburuk sementara para aktivis Korea Selatan tetap melanjutkan rencana mereka menyebarkan selebaran propaganda ke negara komunis itu.

Pertemuan yang dilangsungkan di dalam Zona Demiliterisasi yang memisahkan semenanjung Korea itu bertujuan memperbaiki hubungan langsung saluran telepon militer antara kedua negara.

"Perundingan dimulai pukul 10:00 (waktu setempat). Kami akan menjelaskan hasil pertemuan itu kemudian," kata seorang juru bicara kementerian pertahanan kepada <I>AFP<I>.

Kedua Korea, yang secara teknis masih dalam perang setelah perang Korea yang diakhiri dengan sebuah perjanjian gencatan senjata, memiliki sembilan hubungan telepon langsung dan cepat, salah satu dari itu tidak aktif karena masalah-masalah teknis. Korea Selatan berjanji memodernisasi sistem komunikasi tua milik tetangganya.

Korea Utara menghentikan hampir semua bentuk dialog resmi dengan Selatan sejak pemerintah konservatif Presiden Le Myung Bak berkuasa Februari lalu dan menerapkan sikap keras terhadap Korea Utara.

Advertising
Advertising

Dalam perundingan militer 2 Oktober silam, Korea Utara mengancam akan mengusir semua warga Korea Selatan dari satu kawasan industri bersama di Kota Kaesong, kecuali Seoul menghentikan kelompok-kelompok pembelot dan para aktivis yang menyebarkan selebaran-selebaran propaganda.

Para pejabat Korsel dan pengusaha yang beroperasi di Kaesong meminta para aktivis menghentikan penyebaran pamflet lintas perbatasan itu.

Akan tetapi , satu kelompok aktivis mengabaikan permintaan itu dan meninggalkan pelabuhan Goseong , Senin untuk menyebarkan sekitar 100.000 pamflet ke Korea Utara.

Selebaran itu bertuliskan pesan-pesan yang mendesak rakyat di Utara bangkit melawan pemimpin mereka Kim Jong Il, dan menyebut dia sebagai seorang diktator "kejam" yang mengalami kelumpuhan setelah diserang stroke tahun ini.

"Kim Jong Il adalah diktator paling jahat di dunia. Anda harus melakukan perjuangan untuk menggulingkan kediktatoran militernya," demikian ditulis dalam salah satu selebaran tersebut.

Choi Sung Young , seorang aktivis yang berusaha menemukan warga-warga Korea Selatan yang diculik Pyongyang dalam Perang Dingin mengatakan, kelompoknya akan melepaskan balon-balon yang membawa selebaran-selebaran serta mata uang Amerika Serikat dan Cina.

Sung Young mengatakan, beberapa selebaran berisi daftar terinci para warga Korea Selatan yang diculik dan ditahan di Korea Utara.

Berdasarkan catatan resmi, 494 warga Korea Selatan ditahan dalam beberapa dasawarsa setelah konflik Korea tahun 1950-1953. Lebih dari 500 tawanan perang tidak pernah dipulangkan.

Namun, Pyongyang membantah menahan warga Korea Selatan yang bertentangan dengan keinginan mereka, walaupun beberapa dari mereka berhasil melarikan diri ke Selatan.

AFP | JULI

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya