Uni Eropa: Kesepakatan Brexit Masih Memungkinkan
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Senin, 14 Desember 2020 15:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Negosiator Brexit dari Uni Eropa, Michel Barnier, belum mau menyerah soal Brexit. Meski ia mengakui bahwa sulit untuk mencapai kesepakatan mutual dalam negosiasi Brexit, hal tersebut tak mustahil menurutnya.
Kesepakatan, kata ia, akan diupayakan dalam pembahasan berikutnya menyusul diperpanjangnya tenggat negosiasi. Negosiasi diperkirakan akan diupayakan hingga saat-saat terakhir masa transisi Brexit, 31 Desember 2020.
"Kami baru benar-benar memulai negosiasi itu sembilan bulan. Untuk kesepakatan-kesepakatan sebelumnya, kami membutuhkan waktu total 5 tahun. Oleh karenanya, kami akan mengupayakan segala cara untuk mencapai kesepakatan dan itu masih memungkinkan," ujar Barnier, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 14 Desember 2020.
Barnier melanjutkan bahwa apa yang perlu diupayakan Inggris dan Uni Eropa ke depannya adalah kesepakatan yang adil terhadap satu sama lain. Perkara keadilan dan kesetaraan itu, kata ia, yang belum ditemukan.
Diberitakan sebelumnya, Inggris tetap ingin mendapat akses ke Pasar Tunggal Eropa yang bebas tarif. Sebab, nilai perdagangan Inggris dengan Eropa terlalu besar untuk dikesampingkan begitu saja, mencapai triliunan Dollar AS. Eropa tidak keberatan, namun mereka ingin mendapat jaminan pelaku-pelaku usaha mereka juga mendapat perlakuan yang sama spesialnya di Inggris.
Salah satu perlakuan spesial yang diminta Eropa adalah akses ke wilayah perikanan Inggris. Menurut mereka, wilayah perikanan Inggris termasuk salah satu yang terbaik. Inggris dan Eropa, dalam negosiasi Brexit, dikabarkan belum menemukan titik temu soal seberapa lebar akses akan dibuka ke nelayan Eropa. Inggris ingin nelayan mereka tetap mendapat prioritas.
Selain itu, Eropa juga meminta Keseteraan Persaingan atau disebut sebagai Level Playing Field. Dalam Level Playing Field, Inggris tidak boleh memberikan bantuan terhadap pelaku-pelaku usahanya yang bisa membuat persaingan dengan pelaku-pelaku usaha Eropa timpang. Inggris menentang hal ini juga karena menurutnya sama saja menegasikan keuntungan dari Brexit untuk Inggris.
"Kompetisi yang bebas dan adil. Kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, termasuk akses ke pasar dan perairan. Di poin itulah kami belum menemukan titik temu yang imbang dengan Inggris," ujar Barnier.
Menteri Bisnis Alok Sharma sepakat dengan pernyataan Barnier. Ia berkata, Inggris belum menyerah untuk mencari kesepakatan Brexit yang mutual. Lagipula, kata ia, PM Inggris Boris Johnson sudah menegaskan bahwa negosiasi dengan Eropa tidak boleh ditinggalkan begitu saja.
"Rakyat mengharapkan kami untuk berupaya keras dan itulah yang kami lakukan," ujar Sharma.
ISTMAN MP | REUTERS
https://www.reuters.com/article/us-britain-eu/uk-and-eu-still-apart-on-brexit-but-pm-doesnt-want-to-walk-yet-minister-idUSKBN28O0NZ?il=0