Cina Berencana Dorong Angka Kelahiran

Senin, 23 November 2020 14:15 WIB

Presiden Xi Jinping. REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta - Cina berencana memasukkan ke dalam kebijakan baru lima tahun ke depan (2021-2025), upaya mendorong naiknya angka kelahiran dan mengatasi naiknya angka populasi lansia. Lewat kebijakan ini, Cina akan menawarkan dukungan pendanaan dan kebijakan sehingga mendorong pasangan-pasangan di Cina punya anak banyak.

“Kebijakan-kebijakan yang lebih inklusif akan diperkenalkan demi meningkatkan kesuburan, kualitas SDM dan struktur populasi,” kata Yuan Xin, Wakil Presiden Asosiasi Populasi Cina.

Ilustrasi pasangan lansia/kakek-nenek. Freepix.com

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada 1978, Cina memperkenalkan kebijakan kontroversi, yakni satu anak untuk satu pasangan suami-istri. Kebijakan itu dalam upaya mengurangi kemiskinan dan mengembangkan ekonomi negara yang dirusak oleh cepatnya pertumbuhan populasi, khususnya di wilayah pinggir.

Akan tetapi pada 2016, Cina memutuskan untuk melonggarkan kebijakan itu dan mengizinkan pasangan suami-istri di Cina punya dua anak dalam upaya mengatasi naiknya pertumbuhan populasi lansia serta bagaimana menghadapi SDM yang semakin menipis. Beberapa ahli mengatakan pembatasan ini sekarang harus dibuang sepenuhnya.

Warga Cina yang berusia 60 tahun ke atas berjumlah sekitar 254 juta jiwa sampai akhir 2019. Jumlah itu sekitar 18,1 persen dari total populasi. Jumlah itu diperkirakan akan naik sampai 300 juta jiwa pada tahun 2025 dan 400 juta jiwa pada 2035.

Ahli demografi menyebut, kondisi ini memberikan tekanan pada sektor kesehatan Cina dan system jaminan sosial. mereka juga memprediksi itu menjadi trend saat ini, di mana jumlah populasi usia kerja di Cina mungkin menurun sampai 200 juta jiwa pada tahun 2050.

Kendati kebijakan punya anak satu sudah dilonggarkan pada 2016, namun angka kelahiran di Cina per seribu orang turun ke rekor terendah pada tahun lalu menjadi 10.48, dibanding pada 2018 yang tercatat 10.94.

Zheng Bingwen, ahli dari Akademi Ilmu Sosial Cina menyebutkan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk menekan pertumbuhan penduduk harus diganti oleh sebuah sistem yang dirancang untuk mendorong kesuburan.

“Untuk mengatasi populasi lansia, langkah-langkah penting dibutuhkan untuk melakukan reformasi kebijakan keluarga berencana dan membebaskan kesuburan,” kata Zheng.

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-china-population/china-planning-new-policies-to-take-on-ageing-population-state-media-idUSKBN28300Y

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

8 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

9 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

13 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

15 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

2 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya