Uni Eropa Siapkan Rp 141 Triliun untuk Borong Vaksin Covid-19 Pfizer dan CureVac

Jumat, 20 November 2020 17:00 WIB

Jarum suntik terlihat di depan logo Biontech dan Pfizer yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 10 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa akan membayar US$ 10 miliar lebih (Rp 141,7 triliun) untuk memesan ratusan juta dosis kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech dan CureVac, kata seorang pejabat Uni Eropa yang mengetahui rencana tersebut.

Uni Eropa telah setuju untuk membayar 15,50 euro (sekitar Rp 260 ribu) per dosis untuk kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, menurut pejabat tersebut, dikutip dalam laporan Reuters, 20 November 2020.

Itu berarti harga keseluruhan dosis bisa mencapai hingga 3,1 miliar euro (Rp 52 triliun) untuk 200 juta dosis, dan naik menjadi 4,65 miliar euro (Rp 78 triliun) jika 100 juta dosis opsional lainnya dibeli berdasarkan kesepakatan, kata pejabat itu.

Informasi harga, yang sebelumnya dirahasiakan, mengkonfirmasi bahwa UE membayar lebih murah per dosis daripada Amerika Serikat untuk pasokan awal vaksin itu, seperti dilansir Reuters pekan lalu.

Kesepakatan itu termasuk asuransi bagi negara-negara UE untuk mendapatkan kompensasi jika perusahaan mengalihkan dosis ke Amerika Serikat, menurut sumber, yang meminta tidak disebut identitasnya karena masalah yang dibahas terlalu sensitif.

Advertising
Advertising

Seorang teknisi memeriksa botol kandidat vaksin penyakit virus korona (Covid-19) BNT162b2 di lokasi produksi Pfizer di St.Louis, Missouri, AS dalam foto tak bertanggal. [Pfizer / Handout melalui REUTERS]

UE secara terpisah telah setuju untuk membayar 10 euro (Rp 168 ribu) per dosis untuk pasokan awal 225 juta dosis kandidat vaksin dari CureVac, diskon dari harga 12 euro (Rp 201 ribu) yang ditetapkan perusahaan, kata pejabat tersebut.

Blok tersebut mencapai kesepakatan dengan CureVac minggu ini untuk mengamankan pasokan hingga 405 juta dosis, dengan 180 juta di antaranya adalah opsional.

Pejabat itu mengatakan CureVac telah berkomitmen untuk memulai pengiriman pada akhir Maret. Tidak jelas apakah tambahan 180 juta dosis akan menelan biaya masing-masing 10 atau 12 euro. Di bawah harga 10 euro, blok tersebut akan membayar 4,05 miliar euro (Rp 68 triliun) untuk 405 juta dosis.

Seorang juru bicara Komisi Eropa, badan eksekutif blok tersebut, menolak mengomentari persyaratan dan harga kontrak vaksin karena bersifat rahasia.

BioNTech dan CureVac Jerman menolak berkomentar.

Produsen obat AS Pfizer mengatakan mereka dan BioNTech menggunakan formula harga berjenjang berdasarkan volume dan tanggal pengiriman dan bahwa kesepakatan UE mewakili pesanan awal terbesar dari kandidat vaksin Covid-19 produksi mereka hingga saat ini.

"Kami tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut dari perjanjian ini," ujar Pfizer.

Pfizer dan BioNTech mengatakan pada hari Rabu bahwa data akhir menunjukkan tingkat kemanjuran vaksin mereka 95% efektif melawan Covid-19, Mereka juga mengatakan dapat mulai mendistribusikan vaksin sebelum Natal jika mereka mendapatkan otorisasi darurat dari BPOM AS (FDA).

Pada bulan Juli, pemerintah AS setuju dengan Pfizer untuk membayar US$ 19,5 (Rp 276 ribu) per dosis untuk 100 juta dosis, dengan opsi untuk membeli 500 juta dosis tambahan berdasarkan persyaratan yang akan dinegosiasikan secara terpisah.

Harga yang lebih rendah sebagian mencerminkan dukungan finansial yang diberikan oleh Uni Eropa kepada BioNTech untuk pengembangan vaksin tersebut, kata seorang pejabat Uni Eropa kedua pekan lalu.

Baik kandidat vaksin Pfizer-BioNTech dan CureVac didasarkan pada teknologi messenger RNA (mRNA) baru dan dirancang untuk diberikan dalam dua dosis. Itu berarti dibutuhkan biaya 31 euro (Rp 521 ribu) untuk menyuntik satu orang.

Untuk mengamankan pasokan vaksin Pfizer-BioNTech, UE telah melakukan pembayaran uang muka yang tidak dapat dikembalikan. Jumlahnya belum diungkapkan, tetapi pejabat itu mengatakan blok itu telah membayar 700 juta euro (Rp 11,7 triliun) kepada Pfizer-BioNTech.

Harga yang disepakati sebesar 15,50 euro (Rp 260 ribu) per dosis hanya akan dibayar oleh pemerintah Eropa yang bersedia membeli dosis suntikan, dan hanya jika disetujui oleh regulator UE jika aman dan efektif.

Sebagai tanda perlombaan dunia untuk mendapatkan vaksin, UE meminta Pfizer dan BioNTech untuk menerima klausul pelanggaran kontrak jika mereka mengalihkan dosis ke Amerika Serikat, kata sumber itu.

Jika terjadi kemungkinan itu, negara-negara UE akan mendapat ganti 50% dari uang yang telah mereka bayarkan, kata pejabat itu. Klausul ini diminta oleh Uni Eropa, meskipun perusahaan berencana untuk memproduksi dosis vaksin Covid-19 untuk Eropa di Belgia dan Jerman.


Sumber:

https://uk.reuters.com/article/uk-health-coronavirus-eu-pfizer-exclusiv/exclusive-eu-could-pay-over-10-billion-for-pfizer-and-curevac-vaccines-source-idUKKBN2800ID

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

1 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

5 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

6 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

7 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

13 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

13 hari lalu

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya