TEMPO Interaktif, Washington: Amerika Serikat Rabu mengatakan akan mengirim misi ke India Desember untuk mengeksplorasi peluang bisnis menyusul pakta perjanjian yang membuka penjualan teknologi nuklir sipil ke negara itu.
Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice dan timbalannya dari India Pranab Mukherjee meneken perjanjian minggu lalu yang menghapus larangan selama tiga dekade atas perdagangan nuklir AS-India setelah tes nuklir India tahun 1974.
"Saya senang mengumumkan bahwa Departemen Perdagangan telah menjamin Dewan Bisnis AS-India untuk misi perdagangan nuklir sipil ke India Desember ini," kata Menteri Perdagangan Carlos Gutierrez.
Presiden Dewan Ron Somers telah memproyeksikan US$ 150 miliar nilai bisnis antara perusahaan-perusahaan AS dan India selama 30 tahun mendatang menyusul perjanjian itu, yang menawarkan kepada India akses ke teknologi dan energi atom murah AS sebagai balasan mengizinkan inspeksi PBB ke beberapa fasilitas nuklir sipilnya.
Perjanjian bilateral AS-India pada 2007 mendekati US$ 42 miliar, naik 55 persen dari tahun 2005, kata Gutierrez di pertemuan dewan Rabu yang ditujukan membahas peluang bisnis di pasar "energi bersih" India.
Dewan itu adalah kelompok penasihat bisnis kunci yang mewakili 280 dari perusahaan terbesar AS yang berinvestasi di India.
Gutierrez mengatakan sementara perusahaan-perusahaan AS ingin berkontribusi pada pengembangan sektor energi nuklir India, mereka membutuhkan perlindungan tanggung jawab nuklir untuk melakukan bisnis.
"India harus membuat draf dan meratifikasi hukum domestik yang konsisten dengan Konvensi Kompensasi Tambahan untuk Kerusakan Nuklir," ujarnya.
India bulan lalu menulis surat untuk meneken konvensi itu, yang diinginkan pebisnis AS untuk mengurangi kewajiban mereka jika terjadi malapetaka.
AFP/Erwin
Berita terkait
Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat
26 Oktober 2022
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai Indonesia belum siap memanfaatkan teknologi nuklir dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaBRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir
4 Juli 2022
Dua hal penting terkait rencana pengembangan bidang nuklir di Indonesia, yakni perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan capacity bulding.
Baca SelengkapnyaIAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida
16 Mei 2022
Para ahli dan mitra IAEA memamerkan beberapa cara sains dan teknologi nuklir berkontribusi pada tujuan pembangunan.
Baca SelengkapnyaTeknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus
16 Februari 2022
Lewat bantuan teknologi nuklir akhirnya ilmuwan dapat mengungkap dan merekonstruksi fosil isi perut buaya.
Baca Selengkapnya3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam
5 November 2021
Akumulasi antibodi IgY yang digunakan dalam vaksin Covid-19 itu tertinggi di organ trakea. "Saya senang karena di situ masuknya virus."
Baca SelengkapnyaAntibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya
4 November 2021
BRIN rampungkan uji praklinis terhadap antibodi dari kuning telur ayam, IgY, sebagai vaksin pasif Covid-19. Libatkan teknologi nuklir.
Baca SelengkapnyaInsinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir
11 Oktober 2021
Seorang insinyur nuklir Angkatan Laut AS dan istrinya telah didakwa menjual informasi rahasia tentang kapal selam nuklir kepada agen FBI yang menyamar
Baca SelengkapnyaPT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir
19 September 2019
PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) menghadiri Sidang International Atomic Energy Agency (IAEA) di Wina, yang membahas pengembangan teknologi nuklir.
Baca SelengkapnyaAmerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...
18 September 2019
Amerika Serikat mau memberikan teknologi nuklirnya ke Arab Saudi asalkan negara itu mau membuat kesepakatan dengan IAEA.
Baca SelengkapnyaBiaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen
7 September 2019
Teknologi nuklir sudah sejak lama digunakan di dunia medis. Namun orang sakit masih takut dengan kata nuklir.
Baca Selengkapnya