Jelang Gencatan Senjata Keempat, Konflik di Nagorno-Karabakh Belum Mereda

Rabu, 28 Oktober 2020 19:55 WIB

TEMPO, Jakara - Konflik antara Azerbaijan dan Armenia di Nagorno-Karabakh belum menunjukkan tanda-tanda akan segera mereda. Kedua negara masih saling tuduh dan saling serang hingga hari ini, sebulan sejak konflik dimulai. Bahkan, tiga upaya untuk mendamaikan keduanya mental, tidak memberikan hasil apapun.

Dikutip dari kantor berita Reuters, kedua negara masih membombardir satu sama lain dengan artileri. Salah satu korbannya adalah kota Barda di Timur Laut Nagorno-Karabakh. Akibat aksi saling serang antara Armenia dan Azerbaijan, belasan nyawa melayang di sana.

"Sebanyak 14 orang meninggal di Barda," ujar keterangan pers Kantor Kejaksaan Agung Azerbaijan, Rabu, 28 Oktober 2020.

Selain Barda, kota lain yang ketiban sial menjadi lokasi pertempuran Armenia dan Azerbaijan adalah Terter, Aghjabedi, Shushi, Gubaldi serta Stepanakert di mana merupakan kota terbesar di Nagorno-Karabkah. Walau begitu, belum diketahui berapa jumlah korban yang meninggal di sana.

Apabila jumlah korban dihitung sejak pertempuran meledak pada 27 September lalu, maka total sudah ada 1068 korban jiwa dan itu baru dari militer saja. Angka tersebut disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Nagorno-Karabkah dan Armenia. Rusia mengklaim korban sudah mencapai 5000 orang sementara Azerbaijan belum memberikan data terbaru.

Upaya gencatan senjata keempat rencananya akan dilakukan pada Kamis esok. Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, mendesak kedua negara untuk benar-benar mengakhiri konflik per hari tersebut. Hal itu mengingat semua gencatan senjata sebelumnya gagal dalam hitungan menit sejak disepakati.

Mike Pompeo sendiri mengaku sudah mengontak Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Dalam kontak tersebut, kata Pompeo, Ia memperingatkan kedua negara untuk tidak lagi menggagalkan gencatan senjata. Rusia dan Prancis akan turut serta dalam upaya gencatan senjata keempat tersebut menurut Pompeo.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dirinya sudah mengontak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan soal situasi di Nagorno-Karabakh. Dalam hal ini, Rusia mewakili Armenia (sekutunya) sementara Turki mewakili Azerbaijan. Erdogan mengkonfirmasi kontak tersebut dan menyakini Rusia memang berniat meredam situasi di lokasi.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-armenia-azerbaijan/renewed-shelling-claims-lives-in-nagorno-karabakh-conflict-idUSKBN27D1NA?il=0

Berita terkait

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

50 menit lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

5 Fakta dari KTT OKI di Gambia, Menlu Retno: OKI Harus Dorong Gencatan Senjata Israel Hamas

3 jam lalu

5 Fakta dari KTT OKI di Gambia, Menlu Retno: OKI Harus Dorong Gencatan Senjata Israel Hamas

Yang mencuat di KTT OKI di Gambia, mulai dari seruan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi soal Palestina dan negara islam lainnya

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

7 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

8 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

8 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

9 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Israel Bersumpah Tetap Serang Rafah, Sebut Gencatan Senjata Tak Pasti

11 jam lalu

Israel Bersumpah Tetap Serang Rafah, Sebut Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel mengatakan tetap akan menyerang Rafah di tengah pembicaraan gencatan senjata dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

11 jam lalu

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

Arab Saudi menekan Israel agar tak menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

13 jam lalu

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

Keluarga tawanan dan pemukim Israel melakukan protes untuk menuntut pemerintah Israel menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin yang Disepakati Hamas dalam Proposal Gencatan Senjata

14 jam lalu

Ini Poin-poin yang Disepakati Hamas dalam Proposal Gencatan Senjata

Kelompok Palestina Hamas mengatakan telah menyetujui proposal Mesir-Qatar, namun Israel mengatakan proposal itu tidak memenuhi tuntutan mereka.

Baca Selengkapnya