Jenewa Berlakukan Upah Minimum US$ 25 per Jam, Tertinggi di Dunia

Minggu, 4 Oktober 2020 17:05 WIB

Lebih dari seribu orang antri makanan di Jenewa di tengah-tengah lockdown. Sumber: Yahoo News Malaysia

TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas pemilih di Jenewa, Swiss telah menyetujui upah minimum pekerja sebesar 23 Swiss franc atau setara U$ 25 per jam. Upah minimum yang berlaku mulai 1 November 2020 ini disebut yang tertinggi di dunia.

Data pemerintah kota Jenewa menyebutkan, sebanyak 58 persen pemilih mendukung inisiatif menaikkan besar upah minimum per jam. Koalisi serikat pekerja mendukung inisiatif ini dengan tujuan memerangi kemiskinan, mendukung integrasi sosial, dan berkontribusi untuk menghormati martabat manusia.

"Upah minimum ini akan diberlakukan untuk sekitar 6 persen pekerja di kanton pada 1 November," kata Mauro Poggia, Konselor Jenewa dalam pernyataannya kepada CNN, 3 Oktober 2020.

Organisasi payung serikat pekerja di Jenewa menyebut hasil yang diperoleh dari pemilihan ini sebagai kemenangan bersejarah yang akan bermanfaat langsung kepada 30 ribu pekerja di mana dua per tiganya merupakan pekerja perempuan.

Swiss tidak memiliki undang-undang tentang upah minimum nasional. Jenewa menjadi kanton ke 4 dari 26 kanton di Swiss yang memberlakukan upah minimum dalam beberapa tahun terakhir setelah Neuchatel, Jura, dan Ticino.

Advertising
Advertising

Sistem demokrasi langsung Swiss meminta para pemilih untuk menggunakan hak mereka empat kali dalam setahun dan membolehkan warga mengumpulkan tanda tangan untuk memperkenalkan inisiatif populer yang akan diterapkan.

Menariknya, pada dua kali referendum tentang upah minimum wajib di Jenewa tahun 2011 dan 2014, 76 persen pemilih menolak pemberlakuan upah minimum per jam sebesar 22 Swiss franc.

Barulah pada referendum 27 September lalu, besaran upah minimum 23 Swiss franc per jam disetujui. Dengan begitu, upah per bulan pekerja di Jenewa dengan 41 jam kerja per minggu lebih dari 4 ribu Swiss franc.

Para pemilih memberikan dukungan atas upah minimum sebesar ini diduga dipicu oleh dampak dari pandemi virus corona. Pekerja dengan upah rendah merasakan dampak terparah dari lockdown akibat pandemi virus corona di Swiss. Meski ada juga yang tidak setuju dengan alasan itu.

Menurut laporan The Economist Intelligence Unit's 2020 Worldwide Cost of Living Survey, kota Jenewa merupakan 10 kota termahal di dunia. Sehingga gaji sekitar 4 ribu Swiss franc per bulan hanya menempatkan pekerja sedikit di atas garis kemiskinan di Swiss yakni 3.968 Swiss franc untuk keluarga yang terdiri dari suami, istri dan dua anak di bawah usia 14 tahun, sebagaimana diperkirakan Kantor Statistik Federal Swiss tahun 2018.

Berita terkait

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

4 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

1 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

1 hari lalu

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia kembali menuntut pencabutan pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja dalam peringatan Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

3 hari lalu

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

Mereka akan bergabung dengan kelompok-kelompok buruh lainnya yang juga melakukan aksi Hari Buruh di tempat yang sama.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

7 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

7 hari lalu

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN sepakat akan mengisi hari buruh dengan aksi sosial dan diskusi.

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

10 hari lalu

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

11 hari lalu

Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

Sebelum traveling, turis tersebut sudah mengunjungi toko operator selularnya supaya bisa menggunakan paket data internasional.

Baca Selengkapnya

Serikat Pekerja Angkutan Indonesia Kritik Pemberian Insentif Pengemudi Ojol dan Kurir

24 hari lalu

Serikat Pekerja Angkutan Indonesia Kritik Pemberian Insentif Pengemudi Ojol dan Kurir

Serikat Pekerja Angkutan Indonesia mengkritik pemberian insentif pada pengemudi ojek online dan kurir.

Baca Selengkapnya

Serikat Pekerja PLN Tolak Skema Power Wheeling yang Dinilai Untungkan Oligarki, Ini Alasannya

28 hari lalu

Serikat Pekerja PLN Tolak Skema Power Wheeling yang Dinilai Untungkan Oligarki, Ini Alasannya

Serikat Pekerja PLN menolak masuknya skema power wheeling dalam RUU Energi Baru dan Terbarukan karena dinilai menguntungkan oligarki

Baca Selengkapnya