Pengunjung mengenakan masker di sebuah bar setelah dibuka kembali lockdown akibat wabah Virus Corona di Shanghai, Cina, 22 Mei 2020. REUTERS/Aly Song
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari Cina, Jepang, serta Korea Selatan sepakat untuk meningkatkan upaya pemulihan ekonomi wilayah mereka dari dampak pandemi COVID-19. Selain itu, mereka juga berjanji untuk mempertahankan perdagangan multilateral dan kerjasama investasi.
“Cina, Jepang, dan Korea Selatan berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama dan komunikasi, termasuk dengan negara-negara ASEAN, untuk memulihkan ekonomi wilayah masing-masing dengan cepat,” ujar mereka dalam pernyataan bersama setelah telekonferensi, dikutip dari Reuters, Jumat, 18 September 2020.
Menurut negara-negara Asia tersebut, penting untuk tetap mempertahankan kerjasama terhadap satu sama lai. Sebab, situasi di masa pandemi virus Corona bisa tidak menentu. Lebih baik bersiap dan waspada daripada tidak sama sekali menurut mereka.
Pertemuan tahunan itu sendiri digelar setelah virus Corona memicu penurunan yang drastis dalam sektor ekonomi regional. Hal itu mulai dari mengganggu perdagangan global, rantai pasokan, serta kerentanan pasar di Asia dan sekitarnya.
“Sambil tetap waspada terhadap ketidakpastian di masa depan, (kami) menegaskan pentingnya mempertahankan perdagangan multilateral serta sistem investasi yang terbuka dan berbasis aturan,” tambah mereka.
Beberapa kesepakatan dibuat dalam pertemuan virtual tersebut untuk memastikan kerjasama regional tetap ada. Jepang dan Malaysia, misalnya, menekan pengaturan pertukaran mata uang. Hal itu untuk memungkinkan pihak berwenang menukar uang hingga US$3 miliar (Rp44 triliun) dalam mata uang mereka masing-masing.
Selain itu, dibuat juga perjanjian untuk membantu peningkatan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM). CMIM adalah jaringan pengaturan pertukaran mata uang yang dianggap penting sebagai jaring pengaman keuangan regional.
“Kami berharap CMIM diperkuat lebih lanjut untuk membantu ekonomi regional dalam menghadapi berbagai situasi krisis termasuk pandemi,” kata mereka.