Lebanon Diimbau Reformasi

Kamis, 13 Agustus 2020 08:24 WIB

Seorang pengunjuk rasa menggunakan raket saat mengembalikan gas air mata ke arah polisi saat bentrokan setelah ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, 9 Agustus 2020. Ledakan bahan kimia yang terjadi pekan lalu dan menewaskan 130 orang serta melukai ribuan orang. REUTERS/Hannah Mckay

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, pada Rabu, 12 Agustus 2020 menyebut Lebanon membutuhkan sebuah pemerintahan yang mampu memerangi korupsi dan memberlakukan undang-undang reformasi. Ucapan itu disampaikan setelah Maas mengunjungi Pelabuhan Beirut yang remuk akibat ledakan bahan kimia berbahaya yang memicu unjuk rasa dan permintaan agar Pemerintah Lebanon mengundurkan diri.

“Sulit membuat segala hal berjalan seperti sebelumnya. Komunitas internasional siap untuk berinvestasi, namun membutuhkan keamanan atas investasi mereka. Penting memiliki sebuah pemerintahan yang memerangi korupsi,” kata Maas, seperti dikutip dari reuters.com.

Sejumlah petugas kepolisian saat benrtokan dengan pengunjuk rasa setelah ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, 9 Agustus 2020. REUTERS/Hannah McKay

Menurut Maas, banyak negara-negara Eropa yang tertarik dengan Lebanon. Namun mereka ingin ada kepastian bahwa reformasi ekonomi berjalan, begitu pula dengan tata kelola pemerintahan yang baik.

Advertising
Advertising

Pengunduran diri Perdana Menteri Hassan Diab telah memperdalam ketidak-pastian kondisi Lebanon. Kabinet Lebanon saat ini sedang melakukan pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional soal dana talangan yang pengucurannya dihentikan sementara karena adanya perbedaan perhitungan skala kerugian keuangan yang dialami Lebanon.

Fraksi-fraksi di Lebanon saat ini terbelah sehingga membentuk pemerintahan yang baru bisa sangat menakutkan, terlebih tingkat ketidakpuasan publik meningkat karena banyak masyarakat Lebanon menilai pemerintah berkuasa bertanggung jawab atas kesengsaraan negara.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan sebelumnya pada Rabu, 12 Agustus 2020, Kementerian Luar Negeri Rusia dan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi sudah setuju untuk menciptakan kondisi eksternal yang menguntungkan untuk terbentuknya Pemerintah Lebanon yang baru.

Negara-negara asing sudah memperjelas bahwa mereka tidak akan mengucurkan dana bantuan sepenuhnya ke Lebanon untuk membantu ekonomi negara itu yang runtuh tanpa adanya langkah melakukan reformasi jangka panjang untuk mengatasi korupsi yang sistemik, mismanajemen, pengabaian dan pemborosan.

Berita terkait

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 jam lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

10 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

11 jam lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

23 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

5 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

6 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

7 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

7 hari lalu

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

Rusia menilai bantuan keamanan untuk Ukraina hanya akan memperburuk konflik dan korban jiwa warga Ukraina

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

7 hari lalu

DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

DPR Amerika Serikat pada Sabtu, 20 April 2024, mendukung lolosnya paket bantuan keamanan untuk Ukraina, Israel dan Taiwan total senilai USD95 miliar

Baca Selengkapnya