Karantina Covid-19, Pelancong ke Singapura Dapat Alat Pelacak

Reporter

Bram Setiawan

Editor

Budi Riza

Sabtu, 8 Agustus 2020 05:01 WIB

Seorang siswa sekolah dasar mengenakan pelindung wajah saat tiba di sebuah sekolah di Singapura, Selasa, 2 Juni 2020. Singapura memasuki fase pembukaan kembali dari masa pembatasan kegiatan atau "circuit breaker" terkait COVID-19. (Xinhua/Then Chih Wey)

TEMPO.CO, Jakarta - Pelancong yang berkunjung ke Singapura akan memakai alat elektronik untuk pemantauan karantina selama pandemi virus Corona atau Covid-19.

Turis yang datang ke Singapura harus mengaktifkan perangkat yang menggunakan sistem posisi global atau GPS dan bluetooth. "Sistem itu akan dimulai pada 11 Agustus 2020," begitu dilansir Reuters pada Jumat, 7 Agustus 2020.

Cara itu dilakukan ketika Singapura secara bertahap membuka kembali perbatasan. Wisatawan ke Singapura harus mengaktifkan perangkat tersebut. Pelancong akan menerima pemberitahuan di perangkat.

Cara serupa yaitu menggunakan gelang elektronik untuk melacak pergerakan orang selama karantina Covid-19 telah digunakan di Hong Kong dan Korea Selatan.

Hong Kong menggunakan sistem itu, namun dipakai oleh pasien rumah sakit sejak Maret. Sedangkan Korea Selatan telah menggunakan gelang semacam itu yang terhubung ke aplikasi smartphone.

Advertising
Advertising

Menurut laporan Straits Times, semua pelancong yang memasuki Singapura menyampaikan pemberitahuan tempat tinggal. Pelancong harus memakai perangkat selama periode karantina selama 14 hari.

Perangkat itu adalah perubahan dari kombinasi pesan teks, panggilan suara dan video untuk memastikan aturan karantina dipatuhi. Para pelancong akan diberi perangkat di pos pemeriksaan setelah menyelesaikan urusan dengan pihak imigrasi.

Pelancong harus mengaktifkan setelah mencapai tempat tinggal. Jika tidak diaktifkan, ada pihak berwenang akan menindaklanjuti dan membantu mengatasi kesulitan teknis.

Bila melanggar ada tindakan hukum. Sinyal GPS dan 4G atau bluetooth digunakan untuk menentukan seseorang berada dalam jangkauan tempat tinggal mereka. Ada peringatan jika pelancong meninggalkan tempat tinggal atau merusak perangkat elektronik.

Pihak berwenang akan menyelidiki bila ada aktivitas bepergian. Namun, terkecuali pelancong meninggalkan tempat tinggal untuk melakukan tes Covid-19. Itu pun berdasarkan jadwal yang telah ditentukan.

Pelancong berusia di bawah 12 tahun tidak perlu menggunakan perangkat itu. Pemerintah Singapura berencana menyediakan dongle bisa dipakai semua penduduk.

Sebab ada hukuman jika melanggar aturan karantina dan pembatasan jarak fisik. Hukuman juga termasuk mencabut izin kerja warga asing jika melanggar aturan itu.

Perangkat tidak menyimpan data pribadi. Tidak pula merekam video atau audio. Data yang dikirimkan ke otoritas juga dilindungi oleh pengodean berbasis sertifikat.

Pihak berwenang pun mesti mematuhi peraturan perlindungan publik dalam mengelola dan melindungi data pribadi yang dikumpulkan oleh perangkat itu. Hal itu adalah rekomendasi dari Komite Tinjauan Keamanan Data Sektor Publik terkait pelaksanaan karantina dan upaya pencegahan Covid-19.

REUTERS | THE STRAITS TIMES

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

15 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

21 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

1 hari lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

2 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

4 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya