Suriah Gelar Pemilu Parlemen di Tengah Pandemik Corona

Senin, 20 Juli 2020 08:30 WIB

Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 19 Juli 2020 memberikan hak suaranya dalam pemilu parlemen yang sempat ditunda dua kali karena pandemik virus corona. Sumber: Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Suriah pada Minggu, 19 Juli 2020 menyelenggarakan pemilu parlemen di tengah kelesuan ekonomi dan wabah virus corona. Masyarakat memberikan hak suara mereka di lebih dari 7 ribu TPS, termasuk di area yang dulu dikuasai oleh pemberontak.

Kubu oposisi Presiden Suriah Bashar al-Assad mencela pemilu parlemen ini sebagai sebuah lelucon. Suriah hampir 10 tahun dikecamuk perang hingga menewaskan ratusan ribu orang dan jutaan warganya menjadi pengungsi.

Anak-anak pengungsi Suriah menaiki kendaraan untuk kembali ke rumah mereka, karena takut akan wabah penyakit virus corona (COVID-19) di kamp-kamp pengungsian yang padat, di Dayr Ballut, Suriah, 11 April 2020. REUTERS/Khalil Ashawi

Situs reuters.com mewartakan, pemilu parlemen ini awalnya dijadwalkan pada April 2020, namun ditunda sampai dua kali karena pandemik virus corona. Di sebuah TPS di Ibu Kota Damaskus, banyak pemilih mengutarakan kekhawatiran mereka soal naiknya biaya hidup. Para pemilih yang baru tiba untuk memberikan hak suara disemprot cairan disinfektan.

“Kita harus menemukan solusi untuk kondisi hidup ini,” kata Samer Mahmoud, pemilik sebuah toko pakaian.

Advertising
Advertising

Dalam pemilu parlemen 2020, ada lebih dari 1.600 kandidat yang sebagian besar adalah pengusaha berpengaruh di Suriah yang memperebutkan total 250 kursi parlemen.

Pemilu 2020 adalah pesta demokrasi ketiga yang diselenggarakan Suriah sejak perang saudara meletup pada 2011 silam. Tidak ada kejutan yang diharapkan dalam pemilu ini, yang akan menandai dua decade berkuasanya Presiden Assad tanpa adanya oposisi yang nyata untuk mengalahkan Partai Baath, yakni partai berkuasa dan para sekutunya.

Di kota Douma, wilayah timur Damaskus, beberapa kandidat menggantungkan spanduk di sejumlah reruntuhan bangunan yang remuk karena perang, atap yang roboh dan gedung-gedung yang penuh lubang peluru. Di hari pencoblosan, puluhan orang menyemut di sebuah TPS, di mana potret Presiden Assad tersenyum terpampang di sebuah dinding.

“Saya datang memberikan suara karena saya ingin hidup dengan aman dan ingin harga barang-barang yang naik segera turun. Saya ingin ada sebuah perubahan besar,” kata Ziad, warga Suriah yang sempat jadi pengungsi dan pulang lagi ke negaranya dua tahun lalu.

Ziad menceritakan, pada 2016 dia juga memberikan hak suaranya di Damaskus.

Perekonomian Suriah saat ini semakin terpuruk dampak krisis negara tetangganya Lebanon. Negara itu juga pada akhir bulan lalu mendapat pengetatan sanksi dari Amerika Serikat.

Washington mengatakan tujuan sanksi mereka adalah menahan rekening Presiden Assad. Sebaliknya Damaskus menyalahkan Amerika Serikat atas pengetatan sanksi sehingga membuat harga barang-barang melambung dan anjloknya nilai mata uang Suriah. Walhasil, hidup masyarakat Suriah pun semakin sulit.

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

16 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

1 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

2 hari lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

2 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

5 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

8 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

8 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

9 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

9 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya