Aktivis Hong Kong Nathan Law Tiba di London, Kenapa?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 14 Juli 2020 16:46 WIB

Aktivis pro demokrasi Nathan Law diwawancarai oleh wartawan di luar Pengadilan Tinggi setelah diberikan jaminan di Hong Kong, Cina 24 Oktober 2017. [REUTERS / Bobby Yip]

TEMPO.CO, London - Aktivis Hong Kong Nathan Law mengatakan dia telah tiba di London, Inggris, setelah melarikan diri dari Hong Kong setelah Cina memberlakukan UU keamanan Nasional Hong Kong.

"Dengan ransel dan koper kecil di tangan, saya naik penerbangan malam. Saya tidak tahu apa yang menunggu saya. Hanya satu hal yang tampak pasti. Tujuan saya: London," kata Law di Twitter seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa, 14 Juli 2020.

Dia menambahkan,"Selalu ada satu pesan saya, Hong Kong tidak akan pernah menyerah. Kami tidak patah. Sebaliknya, kami mempersiapkan dengan baik untuk menghadapi pertempuran sulit berikutnya."

Law mengatakan kepada Reuters awal Juli ini bahwa seluruh dunia harus berdiri melawan Presiden Xi Jinping dan mulai menempatkan Hak Asasi Manusia di atas keuntungan finansial.

Law adalah anggota pendiri Demosisto, sebuah partai yang dibubarkan awal pekan lalu sebagai tanggapan atas UU keamanan nasional Hong Kong.

Advertising
Advertising

Partainya berkampanye untuk demokrasi dan hak suara bagi warga Hong Kong tentang bagaimana kota ini akan dijalankan.

Tetapi Demosisto tidak menganjurkan kemerdekaan. Namun, Law dan anggota partai terkemuka lainnya seperti mantan pemimpin mahasiswa Joshua Wong diberi label oleh Beijing. Mereka sering digambarkan sebagai "tangan hitam" dan separatis yang berkonspirasi dengan negara asing untuk melemahkan Cina.

Law sendiri telah meneriakkan sebuah slogan dalam pesan video kepada sebuah komite di Kongres AS pada Rabu.

Pesan itu adalah,"Bebaskan Hong Kong, Revolusi Zaman Kita”. Ini adalah seruan keras kepada para demonstran selama setahun terakhir.

Seruan ini dinyanyikan kerumunan besar demonstran. Dalam pernyataannya, pemerintah Hong Kong mengatakan frasa itu ilegal karena "berisi indikasi kemerdekaan Hong Kong, atau mengasingkan Hong Kong dari Cina, atau mengubah status hukumnya, atau menumbangkan negara".

Pada hari Rabu, penangkapan pertama dilakukan otoritas berdasarkan undang-undang keamanan nasional Hong Kong. Polisi menangkap pengunjuk rasa yang ditemukan memiliki bendera atau stiker pro-kemerdekaan.

ADITYO NUGROHO

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

11 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

4 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

5 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

6 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

6 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

7 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya