Kolombia Perpanjang Lockdown
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Rabu, 8 Juli 2020 11:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lockdown yang dilakukan Kolombia secara nasional akan diperpanjang lebih dari dua pekan ke depan atau sampai 1 Agustus 2020. Perpanjangan lockdown disampaikan oleh Presiden Kolombia Ivan Duque pada Selasa, 7 Juli 2020, di mana langkah ini untuk menekan penyebaran virus corona.
Di Kolombia dilaporkan lebih dari 124.400 kasus virus corona. Sebanyak 4.359 pasien meninggal karena virus corona.
Situs reuters.com mewartakan Duque memberlakukan lockdown nasional pada akhir Maret 2020 demi memperlambat penyebaran infeksi virus corona di negara itu. Rencananya, lockdown akan dicabut pada 15 Juli 2020, di mana ribuan pemilik usaha di Kolombia mulai bersiap untuk pencabutan aturan gerak ini, namun lockdown diperpanjang sampai 1 Agustus.
“Setelah menganalisa kondisi negara dan mempertimbangkan rata-rata kasus harian yang mengalami kenaikan serta angka kematian, kami terus menjaga isolasi wajib (lockdown) sebagai konsep umum,” kata Duque, yang disiarkan televisi.
Menuru Duque, lockdown akan dikendurkan pada kota-kota yang angka virus coronanya rendah. Di sana, restoran, bioskop dan tempat-tempat olahraga boleh beroperasi kembali meski dengan protokol kesehatan yang ketat, seperti menggunakan masker dan social distancing serta aturan yang diberlakukan masing-masing Wali Kota.
Di Kolombia ada 490 kota yang tidak terinfeksi virus corona dan 100 kota yang angka penyebaran virus coronanya rendah. Sedangkan 295 kota sudah tidak melaporkan kasus virus corona dalam tiga pekan terakhir.
Kolombia adalah negara dengan perekonomian terbesar keempat di Amerika Latin, yang saat ini secara ekonomi terseok-seok akibat kebijakan yang diambil demi memperlambat penyebaran virus corona dan anjolknya harga minyak. Minyak mentah adalah salah satu ekspor terbesar Kolombia.
Pada tahun ini ekonomi Kolombia di proyeksi terkontraksi 5,5 persen. Negara itu juga sudah mengeluarkan miliaran uang dalam bentuk surat utang menyusul naiknya pengangguran dan penutupan aktivitas bisnis selama masa karantina.