Lokasi Karantina Penuh, Selandia Baru Batasi Jumlah Warga Pulang

Selasa, 7 Juli 2020 11:45 WIB

Orang-orang dewasa mengawasi anak-anak sekolah bermain pada hari pertama semua batasan sosial dan pedoman kesehatan Selandia Baru dicabut setelah pemerintah menyatakan bebas dari wabah virus corona (Covid-19) di Nelson, Selandia Baru, 9 Juni 2020. [REUTERS / Tatsiana Chypsanava]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Selandia Baru menyampaikan bahwa maskapai penerbangan nasional tidak akan menerima pemesanan tiket dahulu untuk tiga pekan ke depan. Hal tersebut untuk membatasi jumlah warga yang ingin pulang ke Selandia Baru. Sebab, lokasi karantina Corona (COVID-19) sudah tidak bisa lagi menampung pendatang.

Dikutip dari kantor berita Reuters, makin parahnya pandemi Corona di berbagai negara membuat ribuan warga Selandia Baru berbondong-bondong pulang. Apalagi, dari sekian banyak negara di dunia, Selandia Baru adalah salah satu yang sudah berhasil menekan pandemi Corona sehingga lebih aman untuk bertahan di sana.

"Kami melihat peningkatan yang pesat untuk jumlah warga yang pulang ke Selandia Baru," ujar Menteri Dalam Negeri Selandia Baru, Megan Woods, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 7 Juli 2020.

Woods melanjutkan bahwa Pemerintah Selandia Baru juga sudah menghubungi maskapai penerbangan swasta untuk melakukan hal yang sama. Dengan begitu, tidak hanya maskapai penerbangan nasional saja yang melakukan pembatasan penerbangan pulang ke Selandia Baru.

Untuk penerbangan pulang yang sudah kadung dijadwalkan, hal itu akan tetap dilangsungkan. Namun, kata Woods, jarak antar penerbangan akan diperpanjang untuk memastikan setiap warga yang pulang bisa tertangani dengan layak di pusat karantina.

"Penerbangan dari Selandia Baru ke luar negeri akan beroperasi seperti biasa, tidak terpengaruhi pembatasan yang diberlakukan," ujar Woods.

Selandia Baru diketahui memiliki 28 pusat karantina yang tersebar di berbagai tempat. Dari 28 pusat karantina tersebut, total ada 6000 orang yang sedang diisolir. Berarti, rata-rata, satu tempat karantina menampung sekitar 215 orang. Pemerintah Selandia Baru berjanji menambah kapasitasnya.

Hingga berita ini ditulis, Selandia Baru tercatat memiliki 22 kasus aktif virus Corona (COVID-19). Semuanya adalah mereka yang baru kembali ke Selandia Baru. Adapun total jumlah kasus dan kematian secara nasional adalah 1.186 pasien dan 22 korban jiwa.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya