WHO Targetkan Ratusan Juta Dosis Vaksin Corona Sebelum 2021

Jumat, 19 Juni 2020 17:57 WIB

Pemerintah Indonesia dianggap belum memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menjalankan tatanan normal baru. Berikut ini perbandingan beberapa poin pedoman yang ditentukan WHO dengan kondisi di Indonesia.

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menargetkan ratusan juta dosis vaksin virus Corona (COVID-19) siap sebelum 2021. Adapun ratusan juta vaksin tersebut akan diberikan dulu pada negara-negara yang paling terdampak virus Corona.

"Saat ini ada 200 kandidat vaksin Corona yang dikembangkan. Sebanyak 10 di antaranya sudah menjalani tes pada manusia. Jika kita beruntung, sebelum akhir tahun ini sudah ada 1 atau 2 kandidat yang bisa diproduksi massal," ujar Kepala Peneliti WHO, Soumya Swaminathan, pada hari Kamis kemarin, 18 Juni 2020.

Swaminathan berkata, setidaknya ada tiga group yang akan diprioritaskan menerima vaksin virus Corona. Group pertama adalah pekerja medis serta aparat yang bekerja di garis depan, tempat di mana pasien terkumpul.

Group kedua adalah mereka yang paling rentan terkena virus Corona yaitu lansia dan pasien penyakit kronis. Adapun group ketiga adalah penduduk yang tinggal di daerah rawan penyebaran virus Corona seperti panti jompo dan pemukiman padat penduduk.

"Kami harus mulai dari kawasan paling terdampak dulu, baru kemudian secara bertahap memperluas cakupannya," ujar Swaminathan.

Jika ratusan juta dosis siap sebelum akhir tahun, Swaminathan mengatakan WHO akan menambah target jumlah vaksin. Dalam bayangan ia, setidaknya dua miliar dosis bisa siap di tahun 2021 apabila jumlah jenis vaksin virus Corona yang berhasil dikembangkan bertambah.

Selama ini, perusahaan-perusahaan farmasi juga optimistis bahwa vaksin virus Corona bisa siap sebelum akhir tahun. Namun, untuk distribusi luas, mereka memperkirakan hal itu akan memakan waktu lebih lama. Jumlah vaksin yang dibutuhkan untuk kebutuhan global, kata mereka, setidaknya 15 miliar dosis.

Penasehat epidemi Pemerintah Amerika, Anthony Fauci, juga optimistis vaksin virus Corona akan siap sebelum akhir tahun. Padahal, dulu, ia memperkirakan butuh waktu paling cepat 2 tahun untuk mendapat vaksin virus Corona yang efektif.

Optimisme itu, kata Fauci, ia dapatkan setelah melihat bagaimana sejumlah pasien virus Corona bisa sembuh berkat daya tahan tubuh mereka. Dengan kata lain, sudah ada jalan menuju penyembuhan Corona.

"Alasan saya lebih yakin akan ada vaksin virus Corona (COVID-19) dibandingkan vaksin HIV adalah semakin banyak orang yang berhasil sembuh dari Corona. Hal itu berkat immune mereka," ujar Fauci mengakhiri.

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA





Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

6 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya