The Fed Mulai Beli Obligasi Korporat Hingga Rp 10.600 Triliun

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 16 Juni 2020 10:48 WIB

Ilustrasi mata uang dolar. REUTERS/Guadalupe Pardo

TEMPO.CO, Washington - Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve Bank, atau The Fed mengumumkan dimulainya pembelian obligasi korporat.

Program ini memberi ruang pembelian kredit korporat hingga US$750 miliar atau sekitar Rp10.600 triliun.

Pengumuman The Fed pada Senin waktu setempat ini merupakan kelanjutan dari upaya untuk mendukung fungsi market dan melonggarkan pemberian kredit.

Ini menjadi tambahan fungsi ke Fasilitas Kredit Korporat Pasar Sekunder atau Secondary Market Corporate Credit Facility.

“Tujuan dari pembelian surat utang korporat ini adlah menciptakan portofolio obligasi korporat yang berbasiskan indeks pasar obligasi korporat AS, yang beragam dan luas,” begitu pernyataan pejabat The Fed seperti dilansir CNBC pada Selasa, 16 Juni 2020.

Advertising
Advertising

Indeks obligasi, yang menjadi rujukan The Fed ini, mencerminkan semua obligasi atau surat utang di pasar sekunder, yang telah diterbitkan oleh perusahaan AS.

Obligasi korporat, yang akan dibeli ini, juga harus memenuhi kriteria seperti peringkat utang minimum, dan masa jatuh tempo maksimum.

Korporat penerbit obligasi ini harus memiliki rating BBB- atau Baa3, yang tergantung pada perusahaan pemeringkat obligasi yang menilai, pada 22 Maret.

Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat telah mengenai sekitar 2.1 juta orang dengan sekitar 116 ribu orang meninggal. Wabah ini, seperti dilansir Reuters, pertama kali merebak di Kota Wuhan, Cina bagian tengah pada Desember 2019.

Upaya The Fed untuk mengguyur likuiditas ke pasar obligasi korporat ini dianggap sebagai momen penting untuk membantu ekonomi AS, yang anjlok karena pandemi Covid-19.

“Keputusan The Fed untuk membeli portofolio luas dari obligasi korporat mewakili perubahan ke strategi lebih aktif untuk fasilitas kredit korporat di pasar sekunder dari pada pendekatan pasif sebelumnya,” kata Steven Friedman, analis makroekonomi senior, di MacKay Shields.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

7 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

5 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya