Empat Ilmuwan Inggris Kritik Pelonggaran Lockdown Corona

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 31 Mei 2020 09:24 WIB

Operator kereta api di Inggris memberi tanda jaga jarak dua meter di lantai bagi para calon penumpang terkait pencegahan penyebaran virus Corona. Reuters

TEMPO.CO, London – Pemerintah Inggris berisiko kehilangan kontrol dalam menangani pandemi virus Corona atau Covid-19 saat ini.

Ini bisa terjadi karena pemerintah mulai melonggarkan lockdown atau pelarangan kegiatan sosial dan bisnis untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Empat ahli yang menjadi anggota dari Britain’s Sicentific Advisory Group for Emergencies atau SAGE menilai pelonggaran ini prematur.

Ini terjadi karena sistem pelacakan kontak dari orang-orang yang terinfeksi virus Corona belum menjalani pengetesan.

Ini membuat sistem ini tidak bakal mampu menangani pelacakan kontak dari sekitar 8 ribu kasus infeksi virus Corona, yang terjadi setiap hari.

Advertising
Advertising

“Sistem pelacakan kontak ini baru saja diluncurkan kemarin. Jadi kita tidak bisa meyakini ini akan berfungsi efektif. Namun, kita terus melakukan pelonggaran dan membuat pengubahan-pengubahan ini,” kata John Edmunds, yang merupakan ahli dari London School of Hygiene & Tropical Medicine seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 30 Mei 2020.

Edmunds, yang merupakan anggota SAGE, mengatakan kepada Skynews,”Ini cukup berbahaya.”

Edmunds menjelaskan jumlah infeksi baru virus Corona saat ini bisa menambah jumlah korban jiwa.

Pernyataannya ini mendapat dukungan dari tiga anggota SAGE lainnya.

Wali Kota London, Sadiq Khan, juga mengungkapkan keprihatinannya.

Ditanya soal ini, Deputi Kepala Medis Inggris, Jonathan Van-Tam, mengatakan dia setuju bahwa kondisi saat ini masih sangat berbahaya di Inggris.

Van-Tam mengatakan pelonggaran lockdown bisa bekerja dengan baik jika sistem pelacakan kontak korban terinfeksi virus Corona berjalan dengan baik.

Pelonggaran juga bisa berlangsung jika warga mengikuti protokol kesehatan.

Van-Tam mengatakan 50 orang anggota SAGE, yang memiliki latar belakang ilmuwan, ahli medis, dan akademisi, sering berbeda pendapat soal berbagai hal.

Namun, mereka semua sependapat proses pelonggaran lockdown harus dilakukan secara perlahan dan sangat hati-hati.

“Ini bisa menjadi di luar kendali. Lalu, ini akan butuh waktu berminggu-minggu untuk mengeremnya lagi,” kata Van-Tam.

PM Inggris, Boris Johnson, mengatakan pelonggaran lockdown dilakukan secara perlahan.

Ini dilakukan untuk meringankan beban ekonomi selama lockdown.

Namun, pelonggaran ini juga tetap menjaga tingkat penyebaran virus relatif rendah.

Saat ini, Inggris mencatat ada sekitar 274 ribu kasus infeksi virus Corona.

Sebanyak sekitar 38 ribu orang meninggal dunia karena mengalami radang paru-paru akibat infeksi virus Corona ini seperti dilansir Johns Hopkins University.

Berita terkait

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

11 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

5 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

8 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya