Kebut Penarikan, Tentara Amerika di Afghanistan Tak Sampai 9000

Kamis, 28 Mei 2020 07:00 WIB

Tentara Amerika Serikat dan NATO mengikuti upacara bendera guna memperingati tragedi 11 September 2001 di markas Resolute Dukungan, di Kabul, Afghanistan, 11 September 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus Corona (COVID-19) mendorong Pemerintah Amerika untuk menarik pasukannya dari Afghanistan lebih cepat. Dikutip dari kantor berita Reuters, jumlah personil Militer Amerika yang tersisa di Afghanistan sekarang nyaris mendekati angka 8,600 dari total angka sebelumnya, 13.000 personil.

"Akibat pandemi virus Corona, kami memajukan jadwal penarikan pasukan," ujar salah satu pejabat Militer Amerika, yang enggan disebutkan namanya, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 27 Mei 2020.

Diberitakan sebelumnya, Amerika dan Taliban sepakat untuk mengakhiri perang keduanya yang telah berlangsung selama 18 taun. Kesepakatan itu diteken di Afghanistan pada Februari lalu dan ditandai dengan perjanjian kedua pihak untuk mengurangi aktvitas militer serta menarik pasukan dari Afghanistan.

Secara bertahap, Amerika sydag mulai menarik pasukannya dari Afghanistan sejak akhir Februari lalu. Apabila mengacu ke jadwal yang sudah disusun, Amerika menargetkan ada 8600 personil Militer Amerika yang tersisa di Afghanistan per bulan Juli.

Menurut pejabat Militer Amerika lainnya, yang juga beroperasi di Afghanistan, jumlah personil yang tersisa sekarang sudah sangat dekat dengan angka 8600. Ia mengaku tidak kaget jika angka tersebut berhasil dicapai sebelum tanggal 1 Juni 2020.

Percepatan penarikan tersebut menaruh NATO di posisi dilematis. Salah seoarang pejabat NATO, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa aksi Amerika membuat pihaknya harus ikut menimbang percepatan penarikan juga. Padahal, di satu sisi, operasi militer masih berjalan.

"Penarikan pasukan Amerika, awalnya, diprediksi berjalan dalam 135 hari. Melihat perkembangan terbaru, sepertinya mereka hanya akan butuh 90 hari," ujar pejabat NATO tersebut.

Taliban, hingga berita ini ditulis, belum memberikan respon. Di satu sisi, mereka sendiri juga belum menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi aktivitas militernya. Malah, beberapa pekan terakhir, Taliban terlibat aksi teror yang mendorong Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, untuk menempatkan pasukannya dalam status siap menyerang Taliban.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

15 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

6 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya