Swedia Terapkan Herd Immunity Virus Corona, Bagaimana Hasilnya?

Jumat, 22 Mei 2020 17:00 WIB

Sejumlah orang bersantai saat menikmati musim semi saat pandemi COVID-19 di taman Ralambshov , Stockholm, Swedia, 8 Mei 2020. Henrik Montgomery /TT News Agency/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Swedia adalah negara yang mengambil pendekatan berbeda melawan virus corona (Covid-19) dibanding negara lain, yakni menggunakan herd immunity.

Atikel yang diterbitkan MIT Technology Review menyatakan pada dasarnya ada tiga cara untuk menghentikan penyakit Covid-19 untuk selamanya. Salah satunya melibatkan pembatasan luar biasa pada pergerakan yang kini dikenal lockdown, serta pengujian agresif, untuk menghentikan transmisi sepenuhnya. Namun, ini sulit mengingat virus corona sekarang telah mewabah ke 100 lebih negara. Yang kedua adalah vaksin yang bisa melindungi semua orang, tetapi vaksin masih perlu dikembangkan dan tampaknya tidak dalam waktu dekat.

Yang ketiga berpotensi efektif tetapi mengerikan untuk dipertimbangkan, yakni membiarkan orang tertular sampai mendapatkan kekebalan virus.

Jika virus terus menyebar, pada akhirnya banyak orang yang akan terinfeksi dan (jika mereka bertahan hidup) menjadi kebal sehingga wabah akan hilang dengan sendirinya, karena kuman menemukan semakin sulit untuk menemukan inang yang rentan. Fenomena ini dikenal sebagai "herd immunity".

Tetapi Swedia telah mengungkapkan bahwa meskipun mengadopsi langkah-langkah yang lebih santai untuk mengendalikan virus corona, hanya 7,3% orang di Stockholm yang mengembangkan antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit pada akhir April.

Advertising
Advertising

Angka tersebut, yang dikonfirmasi oleh Otoritas Kesehatan Masyarakat Swedia, kira-kira sama dengan negara-negara lain yang memiliki data dan jauh di bawah 70-90% yang dibutuhkan untuk menciptakan herd immunity dalam suatu populasi, menurut laporan CNN, 22 Mei 2020.

Ahli epidemiologi negara Anders Tegnell dari Badan Kesehatan Masyarakat Swedia pada konferensi pers [JANERIK HENRIKSSON / TT NEWS AGENCY / REUTERS]

Swedia mengadopsi strategi yang sangat berbeda untuk menghentikan penyebaran virus corona dibanding negara lain dengan hanya menerapkan pembatasan yang sangat ringan pada kehidupan sehari-hari.

Kepala ahli epidemiologi Swedia Anders Tegnell mengatakan jumlah itu "sedikit lebih rendah" dari yang diharapkan "tetapi tidak terlalu rendah, mungkin satu atau beberapa persen."

"Itu sesuai dengan model yang kami miliki," katanya saat berbicara di konferensi pers di Stockholm.

Penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Masyarakat Swedia bertujuan untuk menentukan potensi herd immunity dalam populasi, berdasarkan 1.118 tes yang dilakukan dalam satu minggu. Ini bertujuan untuk melakukan jumlah tes yang sama setiap tujuh hari selama periode delapan minggu. Hasil dari daerah lain akan dirilis nanti, kata juru bicara Otoritas Kesehatan Masyarakat Swedia.

Alih-alih mengorbankan kebebasan masyarakat, Swedia telah mengadopsi strategi yang berbeda dengan negara-negara Nordik lainnya selama pandemi, memilih untuk menghindari lockdown dan menjaga sebagian besar sekolah, restoran, salon dan bar tetap buka. Namun, pemerintah mengimbau orang untuk menahan diri melakukan perjalanan panjang dan menekankan tanggung jawab pribadi.

Strategi ini dikritik oleh para peneliti Swedia sejak awal, yang mengatakan bahwa upaya untuk menciptakan herd immunity memiliki dukungan yang rendah. Tetapi pihak berwenang membantah bahwa mencapai herd immunity adalah tujuan mereka.

Herd immunity tercapai ketika mayoritas populasi tertentu, sekitar 70 hingga 90%, menjadi kebal terhadap penyakit menular, baik karena mereka telah terinfeksi dan pulih, atau melalui vaksinasi. Ketika itu terjadi, penyakit ini cenderung menyebar ke orang-orang yang tidak kebal, karena tidak ada cukup pembawa infeksi untuk menular ke mereka.

Apa kata WHO soal Herd Immunity?

<!--more-->

Persentase orang dengan antibodi di Swedia tidak jauh berbeda dengan negara lain yang melakukan lockdown. Di Spanyol, 5% orang telah mengembangkan antibodi virus corona pada 14 Mei, menurut hasil awal studi epidemiologis oleh pemerintah.

Michael Osterholm, direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di Universitas Minnesota, memperkirakan awal bulan ini bahwa antara 5% dan 15% orang di AS telah terinfeksi.

Dia mengatakan virus corona akan beredar dan menginfeksi setidaknya 60% hingga 70% dari populasi sebelum melambat, tetapi memperingatkan bahwa negara itu memiliki "jalan panjang" untuk mencapai herd immunity. Sebuah laporan yang ditulisnya bersama dengan ahli epidemiologi dan sejarawan lainnya memperkirakan ini akan memakan waktu 18 hingga 24 bulan.

Laporan Business Insider mengatakan hanya lima persen populasi yang kebal Covid-19 dari puluhan ribu orang yang meninggal.

Minggu ini, penelitian di Spanyol dan Prancis menunjukkan bahwa tidak lebih dari 5% dari populasi tersebut telah mengembangkan antibodi Covid-19. Masing-masing negara itu telah melaporkan lebih dari 27.000 kematian akibat virus pada hari Kamis.

"Bukti Spanyol menunjukkan bahwa wabah besar dan kematian yang berlebihan tidak menghasilkan herd immunity yang berarti," kata William Hanage, seorang ahli epidemiologi di Harvard, yang menyatakan di Twitter.

Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Mike Ryan (kiri), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), dan Pemimpin Teknis Program Darurat WHO Maria van Kerkhove (kanan), selama konferensi pers terkait virus Corona di Jenewa, Swiss, 6 Februari 2020.[REUTERS]

Mike Ryan, direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan konsep herd immunity adalah "perhitungan berbahaya".

"Gagasan ini bahwa, 'oke, mungkin negara-negara yang memiliki langkah-langkah longgar dan belum melakukan apa pun akan tiba-tiba secara ajaib mencapai herd immunity, dan jadi bagaimana jika kita kehilangan beberapa orang tua di sepanjang prosesnya?' Ini benar-benar berbahaya, perhitungan berbahaya," kata Mike Ryan pada Senin, dikutip dari Business Insider.

Para ahli kesehatan mengatakan herd immunity hanya bisa tercapai melalui vaksinasi. Sampai vaksin tersedia secara luas, para ahli merekomendasikan untuk memonitor virus melalui pengujian luas dan pelacakan kontak, kemudian mengisolasi orang yang terinfeksi dan siapa saja yang berhubungan dengan mereka. Pemerintah mungkin juga perlu menutup kembali bisnis dan memberlakukan kembali pembatasan jika infeksi kembali mengancam kapasitas rumah sakit.

"Proporsi yang sangat rendah dari orang yang telah diuji memiliki bukti antibodi," kata Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO pada konferensi pers hari Senin. "Kami masih harus menempuh jalan panjang dengan virus ini, karena virus ini memiliki lebih banyak orang yang dapat terinfeksi."

Pada 24 April, kepala ahli epidemiologi Tegnell mengatakan kepada radio BBC bahwa pihak berwenang yakin Stockholm memiliki "tingkat kekebalan....di suatu tempat antara 15 dan 20% dari populasi."

"strategi virus corona Swedia telah bekerja dalam beberapa aspek...karena sistem kesehatan kita telah mampu mengatasinya. Selalu ada setidaknya 20% dari tempat perawatan intensif kosong dan mampu merawat pasien Covid-19," kata Tegnell.

Ditanya apakah pendekatan Swedia akan membantunya menahan kemungkinan gelombang kedua, Tegnell mengatakan dia yakin itu akan terjadi.

"Ini pasti akan mempengaruhi tingkat reproduksi dan memperlambat penyebaran," katanya, tetapi menambahkan bahwa itu tidak akan cukup untuk mencapai herd immunity.

Tetapi menteri luar negeri Swedia Ann Linde dan Peter Lindgren, direktur pelaksana di Institut Swedia untuk Ekonomi Kesehatan (IHE), mengatakan bulan lalu bahwa mereka gagal mencegah tingginya angka kematian di rumah perawatan.

Hingga Rabu Swedia memiliki 32.172 kasus dan 3.871 kematian akibat virus corona, menurut angka dari Universitas Johns Hopkins.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

19 hari lalu

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

Swedia mengusir seorang jurnalis Cina, karena dianggap menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

20 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya